Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita


Jelang Pemilu AS, Donald Trump Serang Joe Biden

July 20, 2020 Last Updated 2020-07-20T06:32:40Z

Jakarta, Corong Demokrasi,-
Presiden Donald Trump menyerang Joseph Robinette Biden atau Joe Biden, mengatakan tidak kompeten untuk memimpin Amerika Serikat. Biden merupakan lawan Trump dalam pemilihan presiden mendatang.

Trump mengatakan hal tersebut setelah jajak pendapat akhir pekan menunjukkan mayoritas masyarakat AS kecewa terhadap kinerjanya. Terutama dalam penanganan pandemi virus corona (Covid-19).


Dalam wawancara dengan Fox News Sunday, sebagaimana dilansir dari AFP pada. (20/7/2020), Trump mengomentari pertanyaan jika Biden terpilih pada 3 November mendatang. "Dia akan menghancurkan negara ini," pungkas Trump.

Selain menyebut Biden tak kompeten, Trump juga membuat serangkaian tudingan. Trump menyebut mantan wakil presiden itu akan melipatgandakan pajak.

Trump pun menambahkan, agama juga akan "hilang" jika mantan wakil presiden era Barrack Obama itu terpilih. Ia merujuk pada pejabat Demokrat yang melarang layanan gereja besar untuk membendung penyebaran virus.


Kepada pewawancara Chris Wallace, Trump mengklaim bahwa Demokrat juga ingin "menggunduli" polisi usai beberapa aksi protes anti rasis terjadi di beberapa negara bagian AS. Trump bersikeras bahwa bahasa tersebut ada dalam dokumen kebijakan Biden, meskipun ia tidak dapat menunjukkannya ketika ditantang oleh Wallace.

"Aku tidak ingin mengatakan itu. Aku bilang dia tidak kompeten untuk menjadi presiden," kata Trump. "Biarkan Biden duduk dalam wawancara seperti ini, dia akan menangis kepada ibunya. Dia akan berkata, 'Bu, Bu, tolong bawa aku pulang'."

Dalam jajak pendapat oleh Fox Biden unggul atas Trump, terutama dalam kemampuannya mengelola pandemi (17 poin) dan mengatasi kerusuhan rasial (dengan 21 poin). Namun ia hanya berbeda satu poin dalam penanganan ekonomi negara.

Sedangkan jajak pendapat Washington Post-ABC News juga menyatakan Biden unggul atas Trump di antara para pemilih terdaftar secara nasional dengan selisih 15 poin, 55 hingga 40%.

Trump menolak hasil jajak pendapat tersebut dan menyebutnya palsu. Ia mengatakan survei Gedung Putih menunjukkan dia memang baik secara nasional maupun di beberapa negara bagian AS.

*(val)


×
Berita Terbaru Update