Foto : Ist. |
Corong Demokrasi,- Gerakan Revolusi Demokratik Komite Kabupaten Morowali (GRD-KK Morowali), Sulawesi Tengah, meminta Pemerintah Provinsi, Pemerintah Daerah, Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa segera mengambil sikap tegas untuk menolak tambang Batu Gamping yang akan masuk di Desa Pungkoilu, Jum'at (02/08/2024).
Pada Selasa, 23 juli 2024, pukul 09.00 telah dilaksanakan sosialisasi kegiatan pertambangan oleh PT. Batu Alam Prima di lokasi pelaksanaan lapangan sepak bola Desa Pungkoilu, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali.
Aidil salah satu warga Pungkoilu sekaligus kader GRD-KK Morowali mengecam keras atas adanya dukungan yang diberikan pemerintah Desa untuk sosialisasi sebagai langkah awal akan masuknya PT. Batu Alam Prima.
"Pada dasarnya kami sama sekali tidak butuhkan untuk ada sosialisasi karena kami tidak ingin Desa kami dihancurkan oleh aktivitas tambang, sekalipun hanya mengolah batuan tetapi ini akan berdampak sangat buruk untuk lingkungan dan mengancam mata pencaharian orang tua kami yang telah lama beraktivitas sebagai petani dan nelayan," tegas Aidil.
Aidil juga mengungkapkan kekhawatirannya apabila masuknya tambang tidak direspon serius oleh pemerintah yang punya kewenangan mencabut izin usaha pertambangan dan paling terpenting peran pemerintah Desa untuk terus memberikan dukungan dan edukasi kepada masyarakat akan dampak negatif dan positif hadirnya pertambangan nantinya.
“Tidak hanya itu, morowali saat ini sedang dalam kepungan tambang dari beberapa Kecamatan dan Desa yang terdapat aktifitas pertambangan satu persatu mulai banyak keluhan yang tidak bisa diatasi, bahkan setiap hari masalah yang terjadi terus bertambah di wilayah pertambangan, seperti Desa-Desa lainya, ini semua menjadi tolak ukur kita bersama secara khusus pada Pemerintah, untuk tidak memasukan tambang pada Desa yang sama sekali belum tersentuh dengan aktifitas pertambangan, apalagi desa Pungkoilu masuk dalam Kecamatan Bungku Tengah yang dekat dengan perkotaan," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa beberapa bulan telah melakukan penolakan tambang untuk tidak masuk beraktivitas di Kecamatan Bungku Tengah, dan hari ini perusahaan bukan lagi mengurus perizinan melainkan telah ada pada tahapan sosialisasi yang menandakan bahwa cepat atau lambat mereka akan beraktivitas ironisnya lokasi aktivitas ini sangat dekat dengan wilayah perkotaan atau ibu kota Kabupaten Morowali.
"Sehingga dari beberapa kekhawatiran inilah kami dari GRD - Komite Kabupaten Morowali bersama Warga menolak dengan keras masuknya PT. BAP di Desa Pungkoilu dan Lahuafu, kami juga meminta kepada pemerintah terkait untuk serius merespon masalah ini, demi keamanan dan terjaganya mata pencaharian petani, nelayan di kedua Desa. apapun yang menjadi konsekuensi dari langkah penolakan tambang ini kami siap demi terjaganya tanah kelahiran," tutupnya.
Pada Selasa, 23 juli 2024, pukul 09.00 telah dilaksanakan sosialisasi kegiatan pertambangan oleh PT. Batu Alam Prima di lokasi pelaksanaan lapangan sepak bola Desa Pungkoilu, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali.
Aidil salah satu warga Pungkoilu sekaligus kader GRD-KK Morowali mengecam keras atas adanya dukungan yang diberikan pemerintah Desa untuk sosialisasi sebagai langkah awal akan masuknya PT. Batu Alam Prima.
"Pada dasarnya kami sama sekali tidak butuhkan untuk ada sosialisasi karena kami tidak ingin Desa kami dihancurkan oleh aktivitas tambang, sekalipun hanya mengolah batuan tetapi ini akan berdampak sangat buruk untuk lingkungan dan mengancam mata pencaharian orang tua kami yang telah lama beraktivitas sebagai petani dan nelayan," tegas Aidil.
Aidil juga mengungkapkan kekhawatirannya apabila masuknya tambang tidak direspon serius oleh pemerintah yang punya kewenangan mencabut izin usaha pertambangan dan paling terpenting peran pemerintah Desa untuk terus memberikan dukungan dan edukasi kepada masyarakat akan dampak negatif dan positif hadirnya pertambangan nantinya.
“Tidak hanya itu, morowali saat ini sedang dalam kepungan tambang dari beberapa Kecamatan dan Desa yang terdapat aktifitas pertambangan satu persatu mulai banyak keluhan yang tidak bisa diatasi, bahkan setiap hari masalah yang terjadi terus bertambah di wilayah pertambangan, seperti Desa-Desa lainya, ini semua menjadi tolak ukur kita bersama secara khusus pada Pemerintah, untuk tidak memasukan tambang pada Desa yang sama sekali belum tersentuh dengan aktifitas pertambangan, apalagi desa Pungkoilu masuk dalam Kecamatan Bungku Tengah yang dekat dengan perkotaan," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa beberapa bulan telah melakukan penolakan tambang untuk tidak masuk beraktivitas di Kecamatan Bungku Tengah, dan hari ini perusahaan bukan lagi mengurus perizinan melainkan telah ada pada tahapan sosialisasi yang menandakan bahwa cepat atau lambat mereka akan beraktivitas ironisnya lokasi aktivitas ini sangat dekat dengan wilayah perkotaan atau ibu kota Kabupaten Morowali.
"Sehingga dari beberapa kekhawatiran inilah kami dari GRD - Komite Kabupaten Morowali bersama Warga menolak dengan keras masuknya PT. BAP di Desa Pungkoilu dan Lahuafu, kami juga meminta kepada pemerintah terkait untuk serius merespon masalah ini, demi keamanan dan terjaganya mata pencaharian petani, nelayan di kedua Desa. apapun yang menjadi konsekuensi dari langkah penolakan tambang ini kami siap demi terjaganya tanah kelahiran," tutupnya.
*(red)