Foto : Ist. |
Corong Demokrasi,- Pihak Sekolah SMPN 4 Kuwus Barat, Kecamatan Kuwus Barat, Kab. Manggarai Barat, membebankan uang ujian Sekolah atau Asesmen Nasional kepada orang tua murid lantaran dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tak cukup untuk memenuhi kebutuhan kegiatan ujian sekolah atau yang disebut Asesmen Nasional.
Salah satu orang tua siswa Kanisius Sabar, menyampaikan keberatannya saat diwawancarai oleh media ini, Kamis 18 April 2024.
"Saya keberatan dengan keputusan itu, karena inikan sekolah negeri sementara dana Bos kan ada, kami selaku orang tua murid beban dengan cara yang diambil oleh lembaga," ungkapnya kepada Corong Demokrasi, Kamis 18 April 2024.
Lebih lanjut Kanisius Sabar ingatkan jangan sampai ini akan menjadi preseden buruk terhadap lembaga pendidikan di Kabupaten Manggarai Barat.
"Ini sangat janggal bagi kami orang tua murid, ini bukan ujian nasional. Ini ujian yang diselenggarakan oleh kabupaten dan berpengaruh pada output atau citra lembaga ini di masa-masa yang akan datang," lanjutnya.
Prihal itu, media ini mencoba mendatangi pihak sekolah guna meminta konfirmasi dan klarifikasi terkait isu ini.
Pihak sekolah pun membenarkan perihal uang ujian sebesar Rp 200.000 tersebut dan itu adalah hasil kesepakatan para guru dan orang tua murid kelas IX (Sembilan).
"Iya betul, saya melakukan rapat dengan orang tua murid dan ada berita acaranya" ungkap Evangelos Duwah, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Kuwus Barat kepada Corong Demokrasi, Jum'at 19 April 2024.
"Saya tidak paksa mereka untuk pungut kakak, tapi berdasarkan kesepakatan dan ada daftar hadir serta berita acara dan orang tua murid sendiri yang membatasi tanggal akhir pengumpulan uangnya," sambungnya.
Sementara terkait penggunaan uang sebesar Rp 200.000 tersebut Kepala Sekolah SMP Negeri 4 menjelaskan untuk biaya guru pembimbing 18 orang serta makan minum guru dan murid serta penggandaan soal.
"Uang tersebut untuk biaya guru pembimbing, penggandaan soal serta mamiri guru dan murid, karna dana BOS tidak cukup untuk memenuhi kegiatan ini" pungkasnya.
Salah satu orang tua siswa Kanisius Sabar, menyampaikan keberatannya saat diwawancarai oleh media ini, Kamis 18 April 2024.
"Saya keberatan dengan keputusan itu, karena inikan sekolah negeri sementara dana Bos kan ada, kami selaku orang tua murid beban dengan cara yang diambil oleh lembaga," ungkapnya kepada Corong Demokrasi, Kamis 18 April 2024.
Lebih lanjut Kanisius Sabar ingatkan jangan sampai ini akan menjadi preseden buruk terhadap lembaga pendidikan di Kabupaten Manggarai Barat.
"Ini sangat janggal bagi kami orang tua murid, ini bukan ujian nasional. Ini ujian yang diselenggarakan oleh kabupaten dan berpengaruh pada output atau citra lembaga ini di masa-masa yang akan datang," lanjutnya.
Prihal itu, media ini mencoba mendatangi pihak sekolah guna meminta konfirmasi dan klarifikasi terkait isu ini.
Pihak sekolah pun membenarkan perihal uang ujian sebesar Rp 200.000 tersebut dan itu adalah hasil kesepakatan para guru dan orang tua murid kelas IX (Sembilan).
"Iya betul, saya melakukan rapat dengan orang tua murid dan ada berita acaranya" ungkap Evangelos Duwah, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Kuwus Barat kepada Corong Demokrasi, Jum'at 19 April 2024.
"Saya tidak paksa mereka untuk pungut kakak, tapi berdasarkan kesepakatan dan ada daftar hadir serta berita acara dan orang tua murid sendiri yang membatasi tanggal akhir pengumpulan uangnya," sambungnya.
Sementara terkait penggunaan uang sebesar Rp 200.000 tersebut Kepala Sekolah SMP Negeri 4 menjelaskan untuk biaya guru pembimbing 18 orang serta makan minum guru dan murid serta penggandaan soal.
"Uang tersebut untuk biaya guru pembimbing, penggandaan soal serta mamiri guru dan murid, karna dana BOS tidak cukup untuk memenuhi kegiatan ini" pungkasnya.
*(fln)