Foto: Faizal Rachman, Anggota DPRD Kutai Timur Fraksi PDI Perjuangan. |
“Kalau belanja modal baru terealisasi Rp. 7 miliar, artinya belum ada belanja modal terserap. Berati proses perencanaan yang lambat. Kalau dilaksanakan Februari, mungkin sudah ada proyek yang dibayar. Ini yang kita soroti,” kata Faizal Rahman senin (29/5/2023)
Akibat lambatnya penyerapan anggaran, maka dari data yang ada, yang dilihat dari data kementerian keuangan, ada dana APBD Kutim yang saat ini mengendap senilai Rp. 2,1 triliun lebih. Karena ada dana masuk, tapi belanja lambat.
“Kan pendapatan sudah masuk Rp. 2,8 triliun. Yang terserap baru sekitar Rp. 700 miliar, jadi masih ada dana mengendap di kasda senilai Rp. 2,1 triliun,” jelas Faizal
Untuk detailnya, memang akan ada laporan realisasi belanja dan prognosis yang akan disampaikan pemerintah. Bisanya itu disampaikan ke DPRD sekitar awal Juli. “Makanya kami minta proses penyerapan anggaran dipercepat. Kami minta Tim Anggaran pemerintah daerah (TAPD), BPKAD, termasuk Dinas Perkim hari untuk membahas proses serapan anggaran ini,” katanya.
Meskipun serapan anggaran masih kecil, Faizal mengatakan pembahasan APBD perubahan yang rencananya akan dipercepat, itu tetap akan dilakukan. Sebab nanti akan dilaporkan, sebab di APBD perubahan itulah digunakan untuk apabila ada asumsi kurang tepat saat pembahasan APBD murni, dilakukan perbaikan di APBD perubahan.
“Nanti dilihat di realisasi dan prognosis. Nah, kalau dilihat, pemerintah menarik pendapatn sudah bagus, tinggal belanjanya yang perlu dipercepat,” Terangnya
*(Ary/red)