 |
| Foto : Ist. |
Corong Demokrasi,- Ribuan pemuda dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Solidaritas Untuk Tanah Daeng melakukan unjuk rasa di depan kantor Polda Sulsel, Jumat (12/5/2023).
Aksi unjuk rasa tersebut berkaitan dengan tindakan aparat kepolisian yang diduga melanggar Perkapolri dalam pengamanan Tejo dan Jampang.
Jenderal lapangan Dhedi Arsandi mengatakan slogan Presisi seakan-akan menjadi pajangan narasi yang begitu absurd.
Jenderal lapangan Dhedi Arsandi mengatakan slogan Presisi seakan-akan menjadi pajangan narasi yang begitu absurd.
Menurutnya, tindakan arogansi kepolisian dalam melakukan pengamanan terus menambah rentetan sejarah kelam kekerasan dalam pengamanan.
"Belakangan ini tindakan yang kami duga cukup bringas yang dilakukan oleh oknum kepolisian semakin menggurita di wilayah hukum polda sulsel khususnya di kota Makassar," ujarya dalam orasi.
Lebih lanjut Dhedi Arsandi menambahkan bahwa tindakan kepolisian yang dilakukan kepada Tejo dan Jampang diduga melanggar Perkapolri No. 8 Tahun 2009 pasal 11.
"Setiap petugas Polri dilarang menggunakan kekerasan apalagi menggunakan senjata api, yang mestinya berperilaku berlandaskan pada ketentuan dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia bukan malah sewenang-wenang," tegasnya dalam orasi.
Ia juga mempertegas bahwa akan kembali melakukan aksi unjuk rasa jika kasus tersebut tidak ditindaklanjuti serta akan melakukan pelaporan di Komnas HAM RI dan Kompolnas.
"Jika dalam waktu dekat tidak ada progres cukup signifikan yang dilakukan oleh kepolisian maka kurang dari dua minggu kasus ini kami akan bawa ke Kompolnas dan Komnas HAM," tutupnya.
Dalam aksi tersebut Aliansi Solidaritas Untuk Tanah Daeng membawa tuntutan :
1. Copot Kapolrestabes Makassar.
2. Copot Kasat Reskrim Polrestabes Makassar.
3. Usut tuntas oknum Kepolisian yang tidak mematuhui SOP penembakan.
4. Copot dan penjarakan oknum kepolisian yang tidak mematuhi SOP penembakan.
5. Evalusi kinerja Kapolda Sulsel.
*(red)
