Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita


OPINI: Dampak Angka Kelahiran Tinggi 10.000 Bayi Lahir Perhari Di Indonesia

January 07, 2023 Last Updated 2023-01-07T03:36:49Z

Foto: Benediktus  Ano (penulis) 
Corong Demokrasi,- Angka kelahiran yang tinggi akan membentuk piramida penduduk muda dan kerucut jika angka kematian pada negara tersebut juga tinggi. Saat angka kelahiran tinggi dan angka kematian rendah maka yang terjadi adalah keseimbangan jumlah penduduk muda dan tua (sama banyak) sehingga akan terbentuk piramida penduduk stasioner.

Salah satu penyebab tingginya angka kelahiran di indonesia adalah rendahnya jumlah akseptor keluarga berencana dikalangan laki-laki, hanya 4,4% dibandingkan dengan cakupan perempuan usia subur yang telah menjadi akseptor KB mencapai 6,9%.

Pertumbuhan penduduk yang terus menerus mengalami peningkatan akan memberikan dampak buruk untuk penduduk itu sendiri, mulai dari kerusakan lingkungan, lahan yang semakin berkurang, hingga angka pengangguran yang semakin meningkat. Namun jika angka kelahiran jauh lebih tinggi dibandingkan angka kematian, akan terjadi kenaikan populasi.

Kenaikan populasi akan mengakibatkan kepadatan penduduk yang tinggi dalam daerah yang tetap. Hal ini menyebabkan semakin banyak orang, semakin berkurangnya sumber daya alam dan lapangan pekerjaan. Dampak positif banyaknya jumlah penduduk, yaitu jumlah usia produktif semakin bertambah sehingga jumlah tenaga kerja akan semakin banyak.

Dengan tersedianya jumlah tenaga kerja, maka jumlah produksi akan semakin meningkat. Menurut Adioetomo (2011) banyaknya faktor yang mempengaruhi tingkat kelahiran diantaranya usia perkawinan pertama, program KB, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan.

Variabel tingkat pendidikan dan status pekerjaan sangat berpengaruh terhadap tingkat. kelahiran karena ketika seseorang berpendidikan tinggi dan bekerja akan cenderung mempunyai wawasan yang luas terhadap jumlah anak yang diinginkan serta menginginkan pendidikan yang layak untuknya. Aspirasi orang tua bisa berubah karena biaya yang akan dikeluarkan untuk membesarkan anaknya. Hal ini membuat seseorang untuk mengurangi jumlah anak yang diinginkan atau dengan kata lain tingkat kelahiran akan menurun.

Begitu juga dengan usia perkawinan pertama yang mempengaruhi resiko melahirkan. Semakin rendah usia perkawinan pertama, semakin besarresiko yang dihadapi selama masa kehamilan atau melahirkan, faktor yang mempengaruhi keselamatan ibu maupun anakkarena belum matangnya rahim wanita muda untuk proses berkembangnya janin, atau karena belum siapnya mental menghadapi masa kehamilan atau kelahiran.

Demikian pula sebaliknya, semakin tinggi usia perkawinan pertama dariusia yang dianjurkan dalam program KB, juga semakin tinggi resiko yang hadapi dalam masa kehamilan atau kelahiran Usia antara 15- 49 tahun merupakan usia subur bagi seorang wanita karena pada rentang usia tersebut kemungkinan wanita melahirkan anak cukup besar.

Wanita yang usianya berada pada periode 15-49 disebut Wanita Usia Subur (WUS) dan Pasangan Usia Subur (PUS) bagi yang berstatus kawin. Semakin banyak jumlah PUS, maka peluang banyaknya anak yang dilahirkan juga semakin besar. Semakin banyak jumlah anak berarti semakin besar tanggungan kepala rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan anggota rumah tangganya.

Dengan demikian pembatasan jumlah anak perlu diperhatikan agar tercapai keluarga yang sejahtera. Salah satu cara untuk menekan laju pertumbuhan penduduk adalah melalui program keluarga berencana. Pada daerah dengan kepadatan penduduk yang tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk akan lebih sulit dilakukan.

Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, kesejahteraan, Keamanan, ketersediaan lahan, air bersih dan kebutuhan pangan.

Ledakan penduduk yang cepat menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan masyarakat terutama dalam bidang sosial ekonomi masyarakat. Adapun dampak dari ledakan penduduk yaitu.

a. Semakin terbatasnya sumber-sumber kebutuhan pokok (pangan, sandang, papan, yang layak). Akibatnya sumber-sumber kebutuhan pokok tersebut tidak lagi sebanding dengan bertambahnya.
 
b. Tidak tercukupinya fasilitas sosial dan kesehatan yang ada (sekolah, rumah sakit, tempat rekreasi) serta berbagai fasilitas pendukung kehidupan lain.
 
c. Tidak tercukupinya lapangan pekerjaan bagi tenaga kerja yang ada, akibatnya terjadilah peningkatan jumlah pengangguran.

Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat, jumlah bayi yang lahir di Indonesia mencapai 10.000 orang per hari atau sekitar empat juta jiwa per tahun.

Selain item tingkat kelahiran Indonesia diperkirakan sebesar 15,32 per 1.000 penduduk pada tahun ini. Angka tersebut menempatkan Indoensia di urutan ke-122 dari 228 negara.

Bagaimana kita menekan supaya kelahiran di indonesia tidak melebihi batas, yaitu dengan . Menggalakkan program Keluarga Berencana (KB),Mencegah terjadinya pernikahan dini, Mengadakan transmigrasi, Meningkatkan SDM agar lebih produktif, Membuat Undang-Undang yang menetapkan usia minimal menikah, dan Menyebarluaskan pendidikan kependudukan ke berbagai jenjang pendidikan.


(Rivand Riang)


×
Berita Terbaru Update