Foto : Kondisi ruas jalan menuju Kec. Pana dan Nosu, Kabupaten Mamasa pada saat hujan. |
Dari pantauan Corong Demokrasi, terlihat setidaknya ada 6 pamflet penolakan kunjungan Bupati yang beredar di berbgai media sosial.
Dikomfirmasi dari berbagai pengurus organisasi di Kab. Mamasa, salah satunya Gerakan Revolusi Demokratik Komite Kabupaten Mamasa (GRD-KK Mamasa) dengan tegas menyatakan sikap menolak kedatangan bupati mamasa lantaran dianggap tidak mampu memperjuangan kepentingan rakyat.
"Pamflet yang kami sebarkan sebagai bentuk protes atas kekecewaan kami kepada pemerintah saat ini," ujar Chikita, Ketua GRD-KK Mamasa kepada Corong Demokrasi, Senin (5/12/2022) siang.
"Pemerintahan Kab. Mamasa gagal total, mereka tuli dan menutup mata atas penderitaan yang di hadapi oleh rakyat selama ini," tuturnya.
Lebih lanjut, Chikita mengatakan, masyarakat hari ini butuh kerja nyata dari dan perhatian khusus dari pemerintah.
"Kalau kunjungannya hanya untuk mendengarkan aspirasi masyarakat lalu tidak menindaklanjutinya sama saja omong kosong," tegasnya.
"Bupati saat ini Ramlan Badawi dan wakil bupati Martinus Tiranda yang sudah menjabat 2 periode sampai saat ini belum memperlihatkan keberpihakannya kepada seluruh masyarkat terkusus masyrakat yang berada di Kec. Pana dan Kec. Nosu," tutupnya.
Di ketahui Kecamatan Pana dan Nosu adalah salah satu kecamatan tertua di Kab. Mamasa sejak pemekaran pada tahun 2002 yang masih sangat tertinggal dalam hal infrastruktur, pendidikan dan kesehatan
"Bupati saat ini Ramlan Badawi dan wakil bupati Martinus Tiranda yang sudah menjabat 2 periode sampai saat ini belum memperlihatkan keberpihakannya kepada seluruh masyarkat terkusus masyrakat yang berada di Kec. Pana dan Kec. Nosu," tutupnya.
Di ketahui Kecamatan Pana dan Nosu adalah salah satu kecamatan tertua di Kab. Mamasa sejak pemekaran pada tahun 2002 yang masih sangat tertinggal dalam hal infrastruktur, pendidikan dan kesehatan
*(don)