Foto : Aksi unjuk rasa di depan kantor DPR Sulsel. |
Selain BBM bersubsidi, pemerintah juga menaikkan harga BBM nonsubsidi jenis Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp.14.500 per liter.
Menangapi hal tersebut ketua Badan Eksekutif Mahasiswa fakultas ekonomi universitas patompo Makassar menolak keras kenaikkan BBM.
Ketua BEM fakultas ekonomi universitas patompo Nikolaus Jemianto Onca menjelaskan bahwa kenaikkan harga BBM akan menambah kesengsaraan masyarakat sebab masyarakat belum pulih dari pandemi covid-19.
"Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dapat dipastikan akan menaikan harga bahan kebutuhan pokok semakin meroket. Tentu saja, ini akan menggerus daya beli masyarakat dan tingkat kemiskinan akan semakin meningkat," kata Jimi kepada Corong Demokrasi pada Minggu (4/08/2022).
"Kenaikan harga BBM adalah bukti nyata bahwa pemerintah tidak berpihak kepada rakyat sebab, masyarakat belum pulih benar dan belum cukup kuat bangkit dari terpaan pandemi covid-19," lanjut Jimi.
" Pemerintah mesti menjaga optimisme rakyat agar bisa bangkit dari keterpurukan ekonomi yang menjadi tanggung jawab pemerintah, bukan sebaliknya," tutupnya.
*(ary)