Foto : Aksi demonstrasi BEM FE-UP di Jln. Poros Hertasning-Malino perbatasan Gowa-Makassar Jumat (9/9/2022) siang. |
Corong Demokrasi,- Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Patompo (BEM FE-UP) melakukan aksi demonstrasi di Jln. Poros Hertasning-Malino perbatasan Gowa-Makassar, Jumat (9/9/2022) siang.
Aksi demonstrasi tersebut merupakan aksi lanjutan menuntut pemerintah menurunkan harga BBM dan memberlakukan kembali BBM Bersubsidi.
Dari pantauan media terlihat massa aksi menutup ruas jalan Hertasning-Malino serta bakar ban.
Aksi tersebut dipimpin langsung oleh ketua BEM FE-UP, Nikolaus Jemianto Onca. Ia mengatakan bahwa kebijakan pemerintahan Jokowi-Ma'Ruf Amin bukan kebijakan yang tepat.
"Kebijakan pemerintah saat ini untuk menaikkan harga BBM dan menghapuskan BBM bersubsidi itu sangat tidak masuk akal. Pasalnya mulai dari tahun 2019-2021, rakyat Indonesia dihantam wabah covid-19 dan saat ini perekonomian rakyat belum pulih secara normal kemudian kembali menaikkan harga BBM dan ini secara otomatis akan berdampak pada peningkatan harga kebutuhan pokok," ujar Nikolaus Jemianto Onca.
"Apalagi dari beberapa tahun sebelumnya tuntutan menaikkan upah buruh juga tidak diindahkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan ini akan menyebabkan daya beli masyarakat tertekan," tambahnya.
Lebih lanjutnya ia menambahkan bahwa kebijakan ini sangat tidak masuk akal mengingat Indonesia yang dikenal sebagai negara Agraris yang kaya akan sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk menutupi subsidi BBM.
"Seharusnya pemerintah mengambil kebijakan untuk mengenakan pajak yang tinggi pada ekspor batu bara, sawit, nikel dan Emas yang kemudian bisa dialihkan untuk menutupi subsidi BBM," pungkas Jimi.
"Pasalnya, jika tidak dilakukan kebijakan seperti itu, maka yang untung besar para pengusaha. Apalagi ditambah dengan harga di pasar internasional meningkat," tutupnya.
*(don)
Aksi demonstrasi tersebut merupakan aksi lanjutan menuntut pemerintah menurunkan harga BBM dan memberlakukan kembali BBM Bersubsidi.
Dari pantauan media terlihat massa aksi menutup ruas jalan Hertasning-Malino serta bakar ban.
Aksi tersebut dipimpin langsung oleh ketua BEM FE-UP, Nikolaus Jemianto Onca. Ia mengatakan bahwa kebijakan pemerintahan Jokowi-Ma'Ruf Amin bukan kebijakan yang tepat.
"Kebijakan pemerintah saat ini untuk menaikkan harga BBM dan menghapuskan BBM bersubsidi itu sangat tidak masuk akal. Pasalnya mulai dari tahun 2019-2021, rakyat Indonesia dihantam wabah covid-19 dan saat ini perekonomian rakyat belum pulih secara normal kemudian kembali menaikkan harga BBM dan ini secara otomatis akan berdampak pada peningkatan harga kebutuhan pokok," ujar Nikolaus Jemianto Onca.
"Apalagi dari beberapa tahun sebelumnya tuntutan menaikkan upah buruh juga tidak diindahkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan ini akan menyebabkan daya beli masyarakat tertekan," tambahnya.
Lebih lanjutnya ia menambahkan bahwa kebijakan ini sangat tidak masuk akal mengingat Indonesia yang dikenal sebagai negara Agraris yang kaya akan sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan untuk menutupi subsidi BBM.
"Seharusnya pemerintah mengambil kebijakan untuk mengenakan pajak yang tinggi pada ekspor batu bara, sawit, nikel dan Emas yang kemudian bisa dialihkan untuk menutupi subsidi BBM," pungkas Jimi.
"Pasalnya, jika tidak dilakukan kebijakan seperti itu, maka yang untung besar para pengusaha. Apalagi ditambah dengan harga di pasar internasional meningkat," tutupnya.
*(don)