Foto : Ist. |
Angkatan Laut AS mengatakan kapal penjelajah Chancellorsville dan Antietam sedang melakukan operasi pelayaran di selat yang sensitif itu. Pelayaran semacam itu biasanya memakan waktu delapan hingga 12 jam dan dipantau ketat oleh militer China.
"Kapal-kapal (AS) ini transit melalui koridor di selat yang berada di luar laut teritorial negara pantai mana pun," kata Angkatan Laut AS dikutip CNBC Indonesia, Senin (29/8/2022).
"Operasi tersebut menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dan militer AS terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional," tambah keterangan itu.
Di sisi lain, Komando Teater Timur militer China mengatakan mereka mengikuti kapal-kapal itu dan memperingatkan mereka.
"Pasukan di teater tetap siaga tinggi dan siap untuk menggagalkan provokasi kapan pun," ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Selat Taiwan sering menjadi sumber ketegangan militer sejak pemerintah Republik China yang kalah melarikan diri ke Taiwan pada tahun 1949 setelah kalah dalam perang saudara dengan kelompok komunis, yang mendirikan Republik Rakyat China.
Dalam beberapa tahun terakhir, kapal perang AS dan sekutu secara rutin berlayar melalui selat itu. Ini memicu kemarahan China yang mengklaim bahwa wilayah Taiwan di seberang Selat itu merupakan bagian dari kedaulatannya.
Pejabat Washington juga diketahui memberikan dukungan bahwa pulau itu bukanlah milik China. Perjalanan Pelosi ke Taiwan pada awal Agustus pun membuat marah China yang melihatnya sebagai upaya AS untuk ikut campur dalam urusan internalnya. China kemudian meluncurkan latihan militer besar di dekat pulau itu.
*(don)