Corong Demokrasi,-Labuan Bajo dikenal sebagai wisata populer di Indonesia bahkan di kanca dunia.Selain Destinasi Wisata pulau Komodo masih banyak lagi tempat-tempat terbaik dan populer di Labuan bajo.
Namun berbeda halnya dengan kondisi sebenarnya yang terjadi ditengah masyarakat Labuan Bajo.
Di tengah - tengah gencarnya pembangunan infrastruktur oleh pemerintah pusat, masyarakat juga dihadapkan dengan kerisisnya air bersih.
Tidak heran hingga saat ini Labuan Bajo dijuluki kota seribu jerigen tangki oleh masyarakat
Selain itu harga jual air bersih kepada warga kisaran 90-120 rupiah pertangki, dibandingkan dengan harga air PDAM yang hanya 1000 rupiah untuk volume yang sama.
Saya melihat permerintah lebih mementingkan perhotel-perhotelan dan restorant sedangkan warga labuan bajo dengan jumlah mencapai 30 ribu jiwa mengalami penderitaan.
Tamu yang datang ke kota super premium labuan bajo (wisatawan) mungkin tidak menyadari apa yang terjadi di saat melimpah air bersih di kolam berenang hotel tidak sedikit warga hanya bisa mandi di kali.
Air bersih mengalir setiap saat, setiap waktu untuk wisatawan namun tidak untuk warga labuan bajo. Konsep Trickle Down Effect dalam toeri ekonomi benar-benar terjadi dalam sebenarnya, air untuk warga sekedar menetes saja.
Keluar air untuk warga labuan bajo tiga kali seminggu saja, itupun hanya sedikit. Warga pun harus merebut air melawan hotel dan restorant di sekitar pemungkiman mereka.
Ketika ratusan ribu wisatawan belabu di saat itu pula air yang menjadi hak warga semakin menjauh.
Saya melihat permerintah lebih mementingkan perhotel-perhotelan dan restorant sedangkan warga labuan bajo dengan jumlah mencapai 30 ribu jiwa mengalami penderitaan.
Tamu yang datang ke kota super premium labuan bajo (wisatawan) mungkin tidak menyadari apa yang terjadi di saat melimpah air bersih di kolam berenang hotel tidak sedikit warga hanya bisa mandi di kali.
Air bersih mengalir setiap saat, setiap waktu untuk wisatawan namun tidak untuk warga labuan bajo. Konsep Trickle Down Effect dalam toeri ekonomi benar-benar terjadi dalam sebenarnya, air untuk warga sekedar menetes saja.
Keluar air untuk warga labuan bajo tiga kali seminggu saja, itupun hanya sedikit. Warga pun harus merebut air melawan hotel dan restorant di sekitar pemungkiman mereka.
Ketika ratusan ribu wisatawan belabu di saat itu pula air yang menjadi hak warga semakin menjauh.
Masyarakat labuan bajo menambah cerita suram tentang krisis air di kota super premium ini. Air tak rutin mengalir ke rumah warga dalam satu minggu hanya dua sampai tiga kali itupun dengan debit air yang kecil bahkan kadang janji air mengalir tingggallan janji belaka.
Di sini saya melihat pemerintah belum mampu menyediakan dan mengoptimalisasi air bersih yang cukup bagi warga labuan bajo. Labuan bajo sesungguhnya tidak mengalami krisis air namun menjadi langka karena tata kelola yang tidak adil.
Dalam krisis air di labuan bajo ada pihak yang menguntungan yakni penjual air tangki dengan harga yang cukup tinggi, yaitu kisaran 90-120 ribu rupiah pertangki
Air minum saja berupa galon seharga 7-8 ribu rupiah. Dan Saya melihat selama ini ada praktek keserakahan atau ketamakan di satu sisi penjual air itu mereguk keuntungan yang demikian besar, tapi di lain pihak yang membelinya adalah orang-orang kemampuan ekonomi yang lemah atau pas-pasan semakin menderita dan di cekik oleh yang bermodal.
Di sini saya melihat pemerintah belum mampu menyediakan dan mengoptimalisasi air bersih yang cukup bagi warga labuan bajo. Labuan bajo sesungguhnya tidak mengalami krisis air namun menjadi langka karena tata kelola yang tidak adil.
Dalam krisis air di labuan bajo ada pihak yang menguntungan yakni penjual air tangki dengan harga yang cukup tinggi, yaitu kisaran 90-120 ribu rupiah pertangki
Air minum saja berupa galon seharga 7-8 ribu rupiah. Dan Saya melihat selama ini ada praktek keserakahan atau ketamakan di satu sisi penjual air itu mereguk keuntungan yang demikian besar, tapi di lain pihak yang membelinya adalah orang-orang kemampuan ekonomi yang lemah atau pas-pasan semakin menderita dan di cekik oleh yang bermodal.
Jadi di sini saya melihat ada praktek ketidakadilan bagi warga labuan bajo dan pemerintah malah memberikan ruang bebas bagi pemodal untuk terus menindas warga dari segi harga yang di berikan ke waga labuan bajo.
Saya berharap ada upaya dari Pemda Mabar agar segera memenuhi kebutuhan warga labuan bajo yang sudah lama menderita karena kekurangan air bersih.
Saya berharap ada upaya dari Pemda Mabar agar segera memenuhi kebutuhan warga labuan bajo yang sudah lama menderita karena kekurangan air bersih.
Penulis: Bonifasius Opang
(paleng)