Corong Demokrasi,- Aliansi Rakyat Pinggiran Mamasa (ARPIM) melakukan aksi unjuk rasa di simpang lima, kota mamasa, pada (11/04/2022).
Dalam aksi unjuk rasa tersebut pengunjuk rasa menolak kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap kepentingan rakyat, terutama kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) serta kelangkaan harga minyak goreng.
Menurut Chikita Sari Buttusarira selaku Kordinator lapangan ia menjelaskan bahwa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah sama sekali tidak berpihak untuk rakyat.
“ Semua kebijakan tidak pernah berpihak Kami sebagai pemuda Mamasa sangat kecewa, selain itu terkait wacana penundaan pemilu umum (Pemilu) 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden secara tegas kami menolak," Ungkap Chikita. Kepada wartawan di kota Mamasa, Pada ( 11/04/2022) siang.
Lanjut Chikita "karena kami melihat wacana ini merupakan bentuk perlawanan terhadap amanat konstitusi dan wacana tersebut dianggap menghianati konstitusi,” Tegas Chikita.
“Selain itu dampak dari kenaikan harga minyak goreng rakyat menginginkan agar harga tersebut dapat terjakau oleh seluruh rakyat Indonesia serta kenaikan harga BBM,"lanjutnya.
"Menurut kami, kenaikan harga bahan-bahan pokok akan membuat masyarakat semakin mendereita apalagi Negara kita sedang dilanda oleh covid-19 yang artinya perekonomian masyarakat saat ini masi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup, seharusnya Negara hadir untuk membantu perekenomian masyarakat, bukan malah membuat regulasi yang kemudian membuat masyarakat semakin sulit”. Pungkas chikita.
Aksi tersebut didampingi langsung oleh pihak kepolisian dan selang beberapa jam massa membubarkan diri.
Adapun tuntutannya sebagai berikut :
1. kelangkaan minyak goreng dan juga harganya mahal dengan ini, rakyat menginginkan agar harga bahan pokok tetap dapat terjangkau oleh seluruh rakyat Indonesia.
2. turunkan harga BBM
3. Tolak penundaan pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode.
(Ary)