`
Corong Demokrasi,- Kabupaten Mamasa merupakan salah satu daerah Tingkat II atau Kabupaten yang berada di Provinsi Sulawesi Barat, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kecamatan Mamasa, sekitar 340 km dari Kota Makassar, dapat ditempuh sekitar 6 jam dengan menggunakan mobil dari Kota Parepare yang merupakan pusat kawasan pengembangan ekonomi terpadu di Provinsi Sulawesi Selatan sekitar 190 km.
Pada tahun 2021 penduduk Kab.Mamasa berjumlah 163.870 jiwa dan kepadatan penduduk 55 jiwa/km. 20 Tahun sudah berlalu, sejak berdirinya pada 10 April tahun 2002, yang merupakan hari bersejarah bagi masyarakat Kab. Mamasa dengan resmi terbentuknya kabupaten tercinta.
Foto: Ist |
Pada tahun 2021 penduduk Kab.Mamasa berjumlah 163.870 jiwa dan kepadatan penduduk 55 jiwa/km. 20 Tahun sudah berlalu, sejak berdirinya pada 10 April tahun 2002, yang merupakan hari bersejarah bagi masyarakat Kab. Mamasa dengan resmi terbentuknya kabupaten tercinta.
Hal itu berdasarkan, dasar hukum UU No 11 tahun 2002 yang merupakan hari jadi, dan diperingati pada 11 Maret 2002, terbentuknya Kab. Mamasa tentunya tidak terlepas dari perjuangan seluruh masyarakat dan terutama kaum muda.
Peranan pemuda saat ini dalam sosialisasi bermasyarakat menurun drastis terurama di Kab. Mamasa, mereka lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain-main dengan kelompoknya. Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan, kerja bakti dan lain-lain.
Seandainya saja pemuda-pemuda zaman dahulu seperti Ir. Soekarno, Bung Hatta, Bung Tomo dan lain-lain masih hidup pasti mereka sedih melihat pemuda-pemuda sekarang ini yang lebih mementingkan kesenangan pribadi. Generasi yang menjadi harapan mereka melanjutkan perjuangan mereka, tidak punya lagi semangat nasionalisme.
Masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat konstruktif bagi pembangunan dan perubahan di setiap daerah maupun di suatu bangsa. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.
Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura 1966, periode 1967-1998 (Orde Baru).
Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya Budi Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode ini, pemuda Indonesia mulai mengadopsi pemikiran-pemikiran Barat yang sedang booming pada saat itu.
Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah Sosialisme, Marxisme, Liberalisme, dll. Pengaruh pemikiran ini terhadap pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi dari sebagian besar organisasi pergerakan yang mengadopsi pemikiran Barat serta model gerakan yang mereka pakai.
Peranan pemuda saat ini dalam sosialisasi bermasyarakat menurun drastis terurama di Kab. Mamasa, mereka lebih mengutamakan kesenangan untuk dirinya sendiri dan lebih sering bermain-main dengan kelompoknya. Padahal, dulu biasanya pemuda lah yang berperan aktif dalam menyukseskan kegiatan-kegiatan di masyarakat seperti acara keagamaan, peringatan Hari Kemerdekaan, kerja bakti dan lain-lain.
Seandainya saja pemuda-pemuda zaman dahulu seperti Ir. Soekarno, Bung Hatta, Bung Tomo dan lain-lain masih hidup pasti mereka sedih melihat pemuda-pemuda sekarang ini yang lebih mementingkan kesenangan pribadi. Generasi yang menjadi harapan mereka melanjutkan perjuangan mereka, tidak punya lagi semangat nasionalisme.
Masa depan bangsa ada di tangan pemuda. Ungkapan ini memiliki semangat konstruktif bagi pembangunan dan perubahan di setiap daerah maupun di suatu bangsa. Pemuda tidak selalu identik dengan kekerasan dan anarkisme tetapi daya pikir revolusionernya yang menjadi kekuatan utama. Sebab, dalam mengubah tatanan lama budaya bangsa dibutuhkan pola pikir terbaru, muda dan segar.
Perkembangan pemikiran pemuda Indonesia mulai terekam jejaknya sejak tahun 1908 dan berlangsung hingga sekarang. Periodisasinya dibagi menjadi 6 (enam) periode mulai dari periode Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi 1945, Aksi Tritura 1966, periode 1967-1998 (Orde Baru).
Periode awal yaitu Kebangkitan Nasional tahun 1908, ditandai dengan berdirinya Budi Utomo yang merupakan organisasi priyayi Jawa pada 20 mei 1908. Pada periode ini, pemuda Indonesia mulai mengadopsi pemikiran-pemikiran Barat yang sedang booming pada saat itu.
Pemikiran-pemikiran tersebut antara lain adalah Sosialisme, Marxisme, Liberalisme, dll. Pengaruh pemikiran ini terhadap pemikiran pemuda saat itu tergambar jelas pada ideologi dari sebagian besar organisasi pergerakan yang mengadopsi pemikiran Barat serta model gerakan yang mereka pakai.
Dari beberapa gerakan yang terekam dalam sejarah Indonesia, salah satu yang paling diminati adalah model gerakan radikal. Salah satu gerakan radikal yang merupakan percobaan revolusi pertama di Hindia antara 1925-1926 Selain mengadopsi pemikiran Barat, para pemuda di masa itu juga menerapkan esensi dari kebudayaan Jawa, Islam, dan konsep kedaerahan lainnya sebagai pegangan (ideologi).
Perjuangan pemuda di masa itu tidak lain untuk mempersatukan pemuda dalam bingkai keberagaman. Sumpah pemuda lahir sebagai bentuk perlawan kolonialisme di masa itu sampai mengantarkan kepada kemerdekaan RI, maka dari itu saya katakan peran pemuda atau sejarah pemuda tak bisa dihilangkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Teringat apa yang pernah di sampaikan oleh Pramoedya Ananta toer, "Indahnya dunia ini jika pemuda masih tahu akan perjuangan"
Seharusnya pemuda hari ini berpikir bahwa (pemuda) tidak lagi dilenakkan dengan hiruk pikuk distorsi kekacau politik,yang biasa di sebut dengan gaya hedonis, atau pergeseran paradigma.
Pemuda hari ini harus mengambil peran penting dalam setiap kemajuan daerah terkusus Kab. Mamasa tidak lagi tinggal diam dan hanya bisa melihat namun tak mampu berbuat (apatis), Negeri ini Membutuhkan pemuda yang mampu memberikan kontribusi gagasan dan aktualisasi di setiap sendi-sendi kehidupan sosial maupun untuk kemajuan suatu daerah.
Di hari jadi Kab. Mamasa yang ke 20 tahun pemuda harus mengambil peran serta berkontribusi dalam merintis perubahan daerah Kab. Mamasa tidak lagi ada pada posisi yang sebahagian besar hanya jadi penonton.
Perjuangan pemuda di masa itu tidak lain untuk mempersatukan pemuda dalam bingkai keberagaman. Sumpah pemuda lahir sebagai bentuk perlawan kolonialisme di masa itu sampai mengantarkan kepada kemerdekaan RI, maka dari itu saya katakan peran pemuda atau sejarah pemuda tak bisa dihilangkan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Teringat apa yang pernah di sampaikan oleh Pramoedya Ananta toer, "Indahnya dunia ini jika pemuda masih tahu akan perjuangan"
Seharusnya pemuda hari ini berpikir bahwa (pemuda) tidak lagi dilenakkan dengan hiruk pikuk distorsi kekacau politik,yang biasa di sebut dengan gaya hedonis, atau pergeseran paradigma.
Pemuda hari ini harus mengambil peran penting dalam setiap kemajuan daerah terkusus Kab. Mamasa tidak lagi tinggal diam dan hanya bisa melihat namun tak mampu berbuat (apatis), Negeri ini Membutuhkan pemuda yang mampu memberikan kontribusi gagasan dan aktualisasi di setiap sendi-sendi kehidupan sosial maupun untuk kemajuan suatu daerah.
Di hari jadi Kab. Mamasa yang ke 20 tahun pemuda harus mengambil peran serta berkontribusi dalam merintis perubahan daerah Kab. Mamasa tidak lagi ada pada posisi yang sebahagian besar hanya jadi penonton.
(red/RR)