Foto: Presiden Vladimir Putin mendesak negara-negara lain mengikuti langkah Rusia untuk mengakui wilayah di timur Ukraina |
"Rusia meminta negara-negara lain untuk mengikuti tindakan (kami)," demikian pernyataan Kementerian Luar negeri Rusia yang dikutip AFP, pada Selasa (22/2/2022).
Kemlu Rusia menyatakan, pengakuan tersebut memang tak mudah, tapi merupakan satu-satunya langkah yang mungkin bisa diambil saat ini.
"(Keputusan Putin) berdasarkan pertimbangan kemanusiaan, yang dimaksudkan bisa menjadi jaminan kehidupan yang damai (di Donetsk dan Luhansk)," tulis Kemlu Rusia.
Kelompok separatis Donetsk dan Luhansk memang kerap bertempur dengan pasukan Ukraina usai Rusia mencaplok Crimea pada 2014. Pada Senin (21/2/2022), Putin kemudian menyatakan kemerdekaan Donestk dan Luhansk.
"Saya percaya perlu mengambil keputusan yang lama tertunda, untuk segera mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donetsk dan Republik Rakyat Luhansk," kata Putin.
Dalam siaran itu, Putin juga terlihat menandatangani perjanjian timbal balik dengan para pemimpin pemberontak. Beberapa jam kemudian, dia memerintahkan pengiriman pasukan sebagai penjaga perdamaian ke Ukraina timur.
Konflik di timur Ukraina terus memanas setelah referendum pada 2014 silam. Kala itu, kelompok separatis mendesak pemisahan diri dari Ukraina.
Pertempuran antara pasukan Ukraina dan kelompok separatis pun tak terhindarkan. Mereka lantas berunding dan menyepakati perjanjian yang ditandatangani di Minsk, Belarus.
Isi perjanjian itu mencakup gencatan senjata juga pemberian otonomi sementara sebelum mengakui Donetsk dan Luhansk kembali masuk ke kedaulatan Ukraina. Namun, Rusia menuding Ukraina tak menghormati kesepakatan tersebut.
"Faktanya, Kiev sudah lama menarik diri dari perjanjian Minsk, secara terbuka menyabotase implementasi isinya," demikian pernyataan Kemlu Rusia.
(ary)