×

Iklan

Iklan

Indeks Berita


RI Baru Bisa Bebas Impor BBM 2030, A20 Pengganti Bensin !

January 03, 2022 Last Updated 2022-01-03T11:49:08Z

Foto : Ist

Corong Demokrasi,- 
Dewan Energi Nasional (DEN) mencatat, bahwa Indonesia baru bisa bebas impor Bahan Bakar Minyak (BBM) pada tahun 2030. Strategi pemerintah untuk menyetop impor tahun 2017 dinilai akan sulit terlaksana.

Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Sekjen Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto dalam program Energy Corner, Senin (3/1/2022).

"Karena pandemi 2021 lalu, kemungkinan pembangunan kilang kita agak terlambat dan kemungkinan paling cepat 2027 kita tidak impor bensin lagi, atau mungkin mundur sampai 2030. Itu yang di dalam RUEN (Rencana Umum Energi Nasional) kita," jelas Djoko.

Lebih lanjut, Djoko menjelaskan bahwa program untuk mengurangi impor bensin di Indonesia, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2019, akan digantikan dengan kendaraan listrik dan menggalakkan bahan bakar gas (BBG).

Kemudian, pemerintah saat ini, kata Djoko sedang membangun pabrik biofuel dan sedang dilakukan uji coba bahan bakar rendah emisi A20 untuk menggantikan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin.

Adapun bahan bakar A20 adalah campuran bensin dengan metanol 15% dan 5% etanol. A20 merupakan program bersama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang disupport oleh Pertamina.

Adanya BBM jenis A20 disebut sebagai salah satu peluang untuk menggeser BBM jenis bensin. Namun, penggunaan bahan bakar A20 secara komersial belum dilakukan, karena masih tahap uji coba.

"Kita juga sedang bangun pabrik katalis Merah Putih, kerjasama Pertamina, PT Pupuk Indonesia dan ITB (Institut Teknologi Bandung) sebagai katalisator untuk produksi 100% green fuel yang berbahan baku dari minyak sawit," jelas Djoko.

"Jadi itu yang ada di dalam program RUEN maupun green strategy nasional kita," ujarnya lagi.

Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan pemerintah bersama otoritas terkait telah menyiapkan strategi untuk tidak lagi melakukan impor BBM jenis bensin pada 2027 mendatang.

Salah satu strategi yang digunakan adalah menggunakan kendaraan listrik dan meningkatkan penggunaan biodiesel dengan mengoptimalkan produksi bahan bakar nabati (BBN) dalam negeri.

Dalam grand strategi pengurangan impor BBM, penggunaan mobil listrik ditargetkan mencapai 2 juta unit dan 13 juta unit motor pada 2030, sementara biodiesel 30% (B30) juga dipertahankan dan juga mengoptimalkan produksi BBN.

Menurut Arifin, implementasi biodiesel sudah sukses berjalan selama 15 tahun, dan menjadikan Indonesia sebagai pelopor dalam penerapan pencampuran (blending rate) BBN berupa fatty acid methyl esters (FAME) pada diesel berbasis minyak fosil hingga mencapai 30% atau B30.

Namun demikian, tak hanya akan berhenti pada B30, pemerintah juga berencana akan meningkatkannya menjadi B40 atau 40% campuran FAME pada diesel berbasis fosil.

"Saat ini Kementerian ESDM juga sedang menyusun pengembangan B40 dengan menerapkan bahan bakar hijau," katanya dalam Webinar "Menjaga Keberlanjutan Mandatori Biodiesel: Indonesia Menuju B40", Selasa (30/11/2021).

(*)


×
Berita Terbaru Update