Foto : Korea Utara melakukan uji coba nuklir, negeri itu meluncurkan rudal hipersonik. (via REUTERS/RAYTHEON MISSILES & DEFENSE) |
Corong Demokrasi,- China, Rusia, Inggris, Amerika Serikat (AS) dan Prancis mengadakan pertemuan. Kelima negara ini (P5) membuat kesepakatan tentang nuklir.Bukan perang, mereka menyetujui penyebaran senjata nuklir harus dikendalikan. Perang nuklir harus dihindari.
Dalam pernyataan yang diterbitkan Kremlin, Senin (3/1/2022), P5 menganggap menghindari perang nuklir adalah tanggung jawab utama. Perlu diketahui China, Rusia, Inggris, Amerika Serikat (AS) dan Prancis adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB.
"Kami menegaskan bahwa perang nuklir tidak dapat dimenangkan dan tidak boleh diperangi," bunyi pernyataan dalam versi bahasa Inggris, dikutip AFP, Selama (3/1/2021).
"Karena penggunaan nuklir akan memiliki konsekuensi yang luas, kami juga menegaskan bahwa senjata nuklir -selama terus ada- harus melayani tujuan defensif, mencegah agresi, dan mencegah perang."
Prancis diketahui juga merilis pernyataan sama. Negeri Presiden Emmanuel Macron itu menggaris bawahi lagi tekad keliga negara atas kontrol senjata nuklir dan perlucutan senjata.
"Kami akan melanjutkan pendekatan bilateral dan multilateral untuk pengendalian senjata nuklir," tulis negara itu.
Pernyataan ini sendiri dibuat saat hubungan AS dan Rusia berada di titik terendah sejak akhir Perang Dingin. Sementara hubungan antara AS dan China juga berada pada titik terendah karena berbagai ketidaksepakatan.
Ketegangan geopolitik antara Moskow dan negara-negara Barat juga telah meningkat karena kekhawatiran tentang mobilisasi militer Rusia di dekat negara tetangganya Ukraina. Rusia mengatakan dapat memindahkan pasukannya di sekitar wilayahnya sendiri jika dianggap perlu.
Pentagon juga meningkatkan perkiraannya tentang proyeksi persenjataan senjata nuklir China selama beberapa tahun mendatang. Beijing disebut dapat memiliki 700 hulu ledak pada tahun 2027 dan mungkin 1.000 pada tahun 2030.
Washington sendiri telah berulang kali mendesak China untuk bergabung dengannya dan Rusia dalam perjanjian pengendalian senjata baru. Meski China masih menolak.
Washington sendiri telah berulang kali mendesak China untuk bergabung dengannya dan Rusia dalam perjanjian pengendalian senjata baru. Meski China masih menolak.
(*)