×

Iklan

Iklan

Indeks Berita


China Intervensi Kebijakan, Harga Batu Bara Anjlok

November 09, 2021 Last Updated 2021-11-09T13:32:55Z

Foto:Ilustrasi

Corong Demokrasi,-
Harga batu bara mengalami penurunan mencapai US$215,01 per ton, penurunan tersebut diprediksi oleh Sosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) harga batu bara acuan atau HBA mulai melemah pada Desember 2021 sedangkan pada November 2021 harga batu bara mencapai US$215,01 per ton.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia dalam keteranganya bahwa harga batu bara acuan per November adalah hasil rata-rata dari empat indeks pembentuk harga pada bulan sebelumnya yang cukup tinggi.

"Sehingga untuk HBA Desember, kemungkinan tidak lebih tinggi dari harga batu bara acuan bulan ini karena pada November, tren harga menunjukkan penurunan," ungkapnya seperti dilansir Antara, pada Selasa (9/11/2021).

Sebelumnya, Kementerian ESDM menyebut bahwa harga batu bara acuan per November tembus US$215,01 per ton atau meroket 33 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang US$161,63 per ton.

Harga batu bara acuan per November ini merupakan level harga tertinggi dalam satu dekade terakhir.

"Level HBA tertinggi dalam puluhan tahun terakhir," pungkas Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi, pada Senin (8/11/2021).

Kenaikan harga batu bara disebabkan kenaikan permintaan dari China, menyusul musim dingin dan cuaca buruk yang mengganggu kegiatan produksi dan transportasi batu bara di provinsi penghasil utamanya. Faktor lainnya, kenaikan harga gas alam yang mempengaruhi harga batu bara global.

Adapun, sepanjang Oktober 2021, China mengimpor batu bara sebanyak 27 juta ton atau naik 96,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kenaikan jumlah impor dikarenakan kebutuhan energi China yang tinggi seiring dengan pemulihan ekonomi negeri tirai bambu tersebut.

Namun, dalam upaya mengendalikan harga batu bara, kini Pemerintah China mengambil sejumlah kebijakan strategis mulai dari mendorong peningkatan produksi dalam negeri hingga membatasi harga komoditas.

"Saat ini, Pemerintah China melakukan intervensi kebijakan yang mempengaruhi harga yang trennya terus menurun," ungkap Hendra.


*(ary)


×
Berita Terbaru Update