 |
| Foto : Penggusuran lapak di pasar Mardika Kota Ambon. |
Corong Demokrasi,- Ratusan pedagang menghadang alat berat yang digunakan petugas untuk menggusur lapak di pasar Mardika Kota Ambon, Maluku, Kamis (24/6/2021).
Kericuhan pun terjadi di pasar Mardika. Pedagang sempat melakukan perlawanan terhadap alat berat yang dikawal ketat aparat TNI dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Ambon.
Pedagang meminta mobil alat berat segera menghentikan pembongkaran lapak karena pemkot Ambon belum menyediakan tempat berjualan yang layak.
Mereka memprotes penggusuran karena menganggap Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy membohongi pedagang terkait taman viktoral di Pantai Losari yang dijanjikan untuk pedagang.
"Belum ada informasi dari wali kota soal tempat yang ia janjikan itu, kami mendukung pembongkaran, namun kami menolak karena tempat yang disediakan di Passo tidak layak," kata Ahmad, seorang pedagang yang lapaknya dibongkar.
"Kalau di sana transportasi susah, pembeli sepi karena di sana kampung bukan kota, semua pembeli terpusat di kota," ujarnya di tengah pembongkaran.
Sementara pedagang lainnya, Mardin (40), mengatakan mereka sempat menginap dari malam hingga pagi hari untuk memberikan perlawanan.
"Sejak malam hingga pagi hari kami sudah Blokade jalan jalan, kami disuruh ke Passo namun tidak mau, karena kami ini jualan sayur. Kalau ke sana siapa mau membeli, tempat kami di belakang," teriaknya kepada petugas.
Mobil alat berat yang menerebos masuk berhasil merobohkan puluhan lapak di tengah perlawanan yang sedang berlangsung. Pedagang sempat kewalahan karena alat berat yang dikawal aparat, tapi akhirnya mereka berhasil mengusir alat berat.
Mereka memprotes penggusuran karena menganggap Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy membohongi pedagang terkait taman viktoral di Pantai Losari yang dijanjikan untuk pedagang.
"Belum ada informasi dari wali kota soal tempat yang ia janjikan itu, kami mendukung pembongkaran, namun kami menolak karena tempat yang disediakan di Passo tidak layak," kata Ahmad, seorang pedagang yang lapaknya dibongkar.
"Kalau di sana transportasi susah, pembeli sepi karena di sana kampung bukan kota, semua pembeli terpusat di kota," ujarnya di tengah pembongkaran.
Sementara pedagang lainnya, Mardin (40), mengatakan mereka sempat menginap dari malam hingga pagi hari untuk memberikan perlawanan.
"Sejak malam hingga pagi hari kami sudah Blokade jalan jalan, kami disuruh ke Passo namun tidak mau, karena kami ini jualan sayur. Kalau ke sana siapa mau membeli, tempat kami di belakang," teriaknya kepada petugas.
Mobil alat berat yang menerebos masuk berhasil merobohkan puluhan lapak di tengah perlawanan yang sedang berlangsung. Pedagang sempat kewalahan karena alat berat yang dikawal aparat, tapi akhirnya mereka berhasil mengusir alat berat.
*(don)
