Foto : Ist |
Corong Demokrasi,- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan sampah-sampah alat pelindung diri (APD) kini banyak bertebaran di muara sungai hingga lautan Indonesia. Bahkan, jumlahnya sangat mencolok jika dibandingkan dengan sebelum pandemi COVID-19.
Peneliti Muda LIPI Bidang Lingkungan, Reza Cordova, menuturkan saat ini lingkungan alam di Indonesia sedang begitu tertekan karena banyaknya sampah plastik APD yang bermunculan.
"Jelas tekanan lingkungan akan makin meningkat. Kenapa? Karena Indonesia diconsider secara global sebagai penghasil sampah plastik terbesar kedua dunia ke laut," tutur Reza, dikutip dari Kumparan, Jumat (19/2/2021).
Temuan LIPI soal kebocoran sampah medis di lautan dan sungai ini sudah juga dilaporkan kepada pemerintah. Termasuk riset kemungkinan ada virus atau bakteri patogen pada sampah-sampah medis yang bocor tersebut.
"Kami baru infokan kebocoran limbah APD masuk ke laut Indoensia baru tahun kemarin, walau sebetulnya sudah kami informasikan pada hasil penelitian kami terutama dari laporannya. Pelan tapi pasti, karena saat ini anggaran terbagi untuk banyak hal, khususnya penanganan COVID sendiri," jelas dia.
Ia menjelaskan, sebagian besar limbah medis dan sampah APD yang bocor ini terbuat dari plastik. Maka dari itu, semakin banyak plastik yang beredar di lingkungannya, maka makin besar juga potensi meningkatnya mikroplastik (komponen plastik berukuran kecil yang dapat mencemari lingkungan) di lautan.
"Yang jadi masalah, limbah APD terutama, itu relatif lebih mudah hancur dibandingkan sampah plastik biasa karena didesain seperti itu. Ini yang jadi masalah, bisa jadi sumber mikroplastik," ucap Reza.
"Ketika mikroplastik ini semakin banyak, tekanan lingkungan akan makin tinggi juga. Kemungkinan plastik masuk tubuh juga akan semakin tinggi," imbuh dia.
Oleh karena itu, Reza berpesan agar masyarakat lebih bijak lagi dalam menggunakan APD seperti masker, sarung tangan, dan lainnya terutama plastik sekali pakai. Dan jangan sampai membuat tekanan yang lebih tinggi bagi lingkungan.
"Kita harus bijak ke sana dan lebih baik kita jauhi hal tersebut. Kembali ke APD atau plastik-plastik yang bisa digunakan berulang-ulang sampai tahun-tahun ke depan," tutup Reza.
*(don)