Foto : Dialog Bazar GRD-KS UINAM |
Corong Demokrasi,- Gerakan Revolusi Demokratik Komite Sektor Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (GRD-KS UINAM), menggelar Bazar Dialog, di warkop KopiZone, Jl. Boulevard, Kota Makassar. Rabu, (10/02/2021).
Ketua Eksekutif Wilayah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi Sulawesi Selatan (EW LMND SULSEL), Muh. Ikra, mengatakan bahwa buruh adalah salah satu elemen terpenting di bangsa ini, bukan saja dalam wilayah industrial, tetapi buruh juga banyak mencatat sejarah dalam bangsa indonesia, mula dari pra kemerdekaan sampai dengan pasca kemerdekaan.
Beberapa kelompok buruh di zaman kepemimpian (Presiden) Soekarno berhasil mendorong pemerintah waktu itu menasionalisasi aset-aset asing.
“Tetapi itu kandas ketika rezim soeharta memimpin bangsa ini selama 32 tahun lalu, buruh hanyak di jadikan sebagai proses produksi industrik dengan tujuan sebagai alat akumulasi kapital (mencari untung) dari para oligarki waktu itu, apa lagi ketika rezim Soeharto, melakukan kerjasama dengan Lembaga internasional (WTO dan IMF) dan melakukan “Market Labour Flexibily” atau pasar tenaga kerja murah,” katanya.
Lanjut dikatakannya, ketika rezim otoriter Soeharto runtuh, bisa membawa nasib buruh harusnya semakin membaik, tapi itu hanya menjadi ilusi ketika reformasi dan beberapa pergantian presiden di republik ini tidak mampu membawa nasib buruh menajadi sejahtera.
“Tetapi itu kandas ketika rezim soeharta memimpin bangsa ini selama 32 tahun lalu, buruh hanyak di jadikan sebagai proses produksi industrik dengan tujuan sebagai alat akumulasi kapital (mencari untung) dari para oligarki waktu itu, apa lagi ketika rezim Soeharto, melakukan kerjasama dengan Lembaga internasional (WTO dan IMF) dan melakukan “Market Labour Flexibily” atau pasar tenaga kerja murah,” katanya.
Lanjut dikatakannya, ketika rezim otoriter Soeharto runtuh, bisa membawa nasib buruh harusnya semakin membaik, tapi itu hanya menjadi ilusi ketika reformasi dan beberapa pergantian presiden di republik ini tidak mampu membawa nasib buruh menajadi sejahtera.
Kalau kita melihat nasib buruh di bawa rezim Jokowi-Ma’ruf yang dikelilingi oleh oligarki dan membuat kebijakan yang sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip buruh itu sendiri, kita sebut saja UU No 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang hanya menguntungkan oligarki dari pada kelompok buruh itu sendiri.
Dari situasi di atas, harapan kelompok buruh yang mengalami faksi-faksi bisa bersatu pada dalam satu barisan perjuangan, entah Ekstra Parlemen atau Intra Parlemen
“Harapan, bahwa kegiatan bukan hanya saja dialog semata tapi sebagai agenda konsolidasi gagasan atau ide dan bisa lebih maju yaitu, konsolidasi menuju momentum-momentum besar yang akan datang, yang terpenting faksi faksi dalam tubuh gerakan di sudahi, mari kita sama sama bergerak bersama sebab musuh yang kita hadapi adalah sama dan besar, jadi kita juga harus mempersiapkan kekuatan yang besar pula,” ungkap Ikra.
Dari situasi di atas, harapan kelompok buruh yang mengalami faksi-faksi bisa bersatu pada dalam satu barisan perjuangan, entah Ekstra Parlemen atau Intra Parlemen
“Harapan, bahwa kegiatan bukan hanya saja dialog semata tapi sebagai agenda konsolidasi gagasan atau ide dan bisa lebih maju yaitu, konsolidasi menuju momentum-momentum besar yang akan datang, yang terpenting faksi faksi dalam tubuh gerakan di sudahi, mari kita sama sama bergerak bersama sebab musuh yang kita hadapi adalah sama dan besar, jadi kita juga harus mempersiapkan kekuatan yang besar pula,” ungkap Ikra.
*(don)