Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita


Amerika Serikat Singgung Laporan Perempuan Uighur Korban Pemerkosaan

February 04, 2021 Last Updated 2021-02-04T07:07:46Z

Foto : Ilustrasi

Corong Demokrasi,- 
Amerika Serikat menyatakan "sangat terganggu" dengan laporan yang memaparkan bahwa perempuan etnis minoritas Uighur di Xinjiang, China, menjadi target pemerkosaan sistematis dan pelecehan seksual lainnya..

Laporan itu diungkap oleh BBC seperti dilansir Reuters. Media Inggris itu memaparkan bahwa wanita Uighur yang berada di kamp-kamp pemerintah China menjadi sasaran pemerkosaan, pelecehan, hingga penyiksaan.

Laporan itu didapat BBC setelah mewawancarai "beberapa orang etnis Uighur yang ditahan dan seorang penjaga." Mereka mengaku pernah mengalami atau melihat bukti dari pemerkosaan sistematis dan penyiksaan yang terorganisir itu.

"Kami sangat terganggu oleh laporan itu, termasuk kesaksian langsung, pemerkosaan sistematis dan pelecehan seksual terhadap wanita di kamp-kamp etnis Uighur dan etnis Muslim lainnya di Xinjiang," kata juru bicara Kemlu AS pada Rabu (3/2/2021).

Jubir itu menekankan kembali tuduhan AS bahwa China telah "melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida" di Xinjiang. Ia menambahkan kekejaman ini mengejutkan hati nurani dan harus dihadapi dengan konsekuensi serius.

Jubir Kemlu AS mendesak China harus mengizinkan penyelidikan segera dan independen oleh pengamat internasional terkait dugaan pemerkosaan sistematis dan "kekejaman lainnya yang berlangsung di Xinjiang."

Jubir itu tak merinci apa konsekuensi yang akan diberikan AS terhadap China. Namun, Ia menekankan Washington akan berbicara dengan negara sekutu lainnya untuk mengutuk kekejaman yang menargetkan etnis Uighur dan minoritas Muslim lainnya.

Jubir tersebut juga memaparkan bahwa AS akan "mempertimbangkan semua cara yang tepat untuk mempromosikan akuntabilitas bagi mereka yang bertanggung jawab dan mencegah pelanggaran di masa depan."

AS di bawah kepemimpinan mantan Presiden Donald Trump telah menjatuhkan sanksi kepada pejabat dan perusahaan China terkait dugaan pelanggaran HAM di Xinjiang. Penerus Trump kini, Presiden Joe Biden, juga berencana melanjutkan untuk menerapkan kebijakan yang keras terhadap China terkait isu Uighur dan beberapa masalah lainnya.

Selama ini, China berulang kali menyangkal tuduhan pelanggaran HAM di Xinjiang. Beijing menganggap isu di Xinjiang merupakan urusan domestik Negeri Tirai Bambu.

China juga menekankan bahwa kamp-kamp yang selama ini dianggap komunitas internasional sebagai kamp penahanan etnis Uighur merupakan kamp edukasi vokasional demi memberdayakan etnis minoritas tersebut.

Juru bicara Kemlu China, Wang Wenbin, menganggap laporan BBC "sepenuhnya bohong dan tanpa dasar faktual."

China bahkan menuding orang-orang Uighur yang diwawancarai BBC "telah berulang kali terbukti menyebarkan informasi palsu."

*(red)


×
Berita Terbaru Update