Foto : Gempa di Sulawesi Barat |
"Sejak awal Oktober kemungkinan terjadinya multibahaya, akibat cuaca, gempa tsunami semakin meningkat. Memasuki Januari, Februari, Maret masih ada juga. Puncak untuk hidrometeorologi dikhawatirkan Januari Februari. Seiring dengan itu, potensi kegempaan juga meningkat. Mohon kewaspadaan terus disiapkan dan diterapkan," ujar Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati di Jakarta, Jumat (15/1/2021).
Terkait dengan gempa di Majene, Sulawesi Barat, dia mengatakan masih ada potensi gempa susulan berikutnya yang menurutnya masih kuat.
Bahkan, potensi gempa itu bisa mencapai kekuatan yang seperti terjadi 6,2 atau sedikit lebih tinggi karena batuan sudah diguncang 28 kali dan sudah rapuh dengan pusat gempa ada di pantai.
"Memungkinkan terjadi longsor ke dalam laut, sehingga masih atau dapat berpotensi terjadi tsunami apabila ada gempa susulan berikutnya apabila pusatnya di pantai atau pinggir laut," katanya lagi.
Kembali dia mengimbau kepada masyarakat tak hanya menjauhi bangunan yang rentan, namun juga menjauhi pantai. Jika merasakan guncangan, segera jauhi wilayah pantai.
"Tidak perlu menunggu peringatan tsunami karena kejadian bisa sangat cepat, catatan tsunami pada menit 2-3 padahal peringatan dini, jadi sudah keduluan tsunaminya kalau terjadi lagi gempa," pungkasnya.
"Memungkinkan terjadi longsor ke dalam laut, sehingga masih atau dapat berpotensi terjadi tsunami apabila ada gempa susulan berikutnya apabila pusatnya di pantai atau pinggir laut," katanya lagi.
Kembali dia mengimbau kepada masyarakat tak hanya menjauhi bangunan yang rentan, namun juga menjauhi pantai. Jika merasakan guncangan, segera jauhi wilayah pantai.
"Tidak perlu menunggu peringatan tsunami karena kejadian bisa sangat cepat, catatan tsunami pada menit 2-3 padahal peringatan dini, jadi sudah keduluan tsunaminya kalau terjadi lagi gempa," pungkasnya.
*(don)