Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita


Tidak Hanya RI, Jerman Juga Waspada Ledakan Covid di Libur Panjang Ini

December 17, 2020 Last Updated 2020-12-16T16:09:19Z

Foto : Ist

Corong Demokrasi,- 
Perekonomian Jerman diprediksi tidak akan membaik sebagaimana yang diharapkan para analis tahun depan. Hal ini menyusul penguncian lebih ketat untuk menahan gelombang kedua infeksi dalam pandemi Covid-19 yang menahan aktivitas usaha jelang libur panjang Natal dan Tahun Baru.

Kondisi serupa juga dialami oleh banyak negara untuk mengantisipasi 'ledakan' kasus covid-19 pada libur panjang, termasuk dialami Indonesia.

Dilansir dari Reuters, lembaga riset dan pemikir IFO pada hari Rabu (16/12/2020) memangkas perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Jerman untuk tahun depan menjadi 4,2% dari 5,1% sebelumnya. Untuk 2022, IFO menaikkan perkiraan PDB menjadi 2,5% dari 1,7%.

"Pemulihan sedang didorong mundur karena penutupan baru-baru ini di sini dan di negara lain," kata kepala ekonom Ifo Timo Wollmershaeuser. Jadi produksi barang dan jasa tidak akan mencapai tingkat sebelum krisis hingga akhir tahun 2021.

Akibat langkah lockdown tersebut, IFO juga memperkirakan perekonomian akan menyusut pada kuartal terakhir tahun ini.

Sementara itu Institut tersebut juga meramalkan ekspor turun 9,7% tahun ini dan tumbuh 8,8% berikutnya sementara itu memperkirakan impor turun 8,7% pada 2020 dan naik 6,8% pada 2021. Surplus neraca berjalan Jerman yang relatif besar diperkirakan akan meningkat setelah 2021.

Sebelumnya Kanselir Angela Merkel dan para pemimpin negara-negara bagian memberlakukan "lockdown ringan" per tanggal 2 November, di mana restoran dan bar ditutup tetapi toko-toko dan sekolah buka.

Namun mulai Rabu (16/12/2020), langkah-langkah yang lebih ketat diberlakukan menyusul potensi kerumunan baru pada libur Natal dan tahun baru. Penguncian ini menutup sebagian besar toko serta layanan lainnya.

Jerman masih mencatatkan angka yang tinggi dalam penyebaran virus corona baru ini. Dikutip dari Worldometer, Negeri Rottweiler itu mencatatkan 1,39 juta kasus positif Covid-19 dengan 23 ribu kematian.

*(red)


×
Berita Terbaru Update