Foto : Ahmad Saufi, Direktur Mitras DUDI Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud (Ist) |
Jakarta, Corong Demokrasi,- Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI kembali menggelar diskusi Diskusi Kelompok Terpumpun Lima Menara kali ini di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Direktur Mitras Dudi Kemendikbud RI, Ahmad Saufi mengatakan Balikpapan dipilih karena dekat dengan calon ibukota, sehingga nantinya akan menjadi salah satu pusat.
"Kita memilih Balikpapan karena Balikpapan adalah Ibukota Kalimantan, Balikpapan dekat dengan calon ibukota negara, sehingga salah satu pusat," katanya.
Sebelumnya, diskusi juga digelar di empat wilayah lain yaitu sebelah Barat di Batam, Timur di Sorong, Selatan Mandalika dan Utara di Manado. Diskusi sengaja digelar di berbagai wilayah untuk melihat Indonesia secara keseluruhan.
"Sehingga melihat perkembangan vokasi, apa keuntungan, kekurangan kelemahan, bisa diteropong dari 5 titik," tegasnya.
Apalagi menurutnya, Balikpapan adalah kota jasa, sehingga lulusan di wilayah ini diharapkan memiliki sisi soft skill. Mulai dari pandai berkomunikasi, kepemimpinan, jiwa wirausaha dan harus memiliki rasa membangun yang baik.
"Saat ini ada 39 dunia usaha dan dunia industri yang siap kolaborasi dengan 9 lembaga kursus pelatihan, 24 SMK dan lembaga lainnya," katanya.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Wikan Sakarinto berharap semua bisa bersatu untuk mewujudkan rencana bersama yaitu pernikahan antara dunia usaha dunia industri dan pendidikan vokasi.
"Dengan kecintaan generasi muda, melihat mereka menjadi warisan, menjadi pemimpin Indonesia di masa depan, dan pemimpin daerah di masa depan, pemimpin dunia di masa depan. Vokasi siap menerjemahkan itu semua," tegasnya.
Selanjutnya, Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi berharap bahwa pemerintah pusat memiliki intervensi yang kuat agar industri bisa mempertahankan anak-anak lulusan pendidikan vokasi.
"Agar match sehingga apa yang dilakukan selama ini, yang dilakukan memberikan manfaat bagi masyarakat Kalimantan Timur," tuturnya.
Ketua Kadin Kalimantan Timur, Dayang Donna Faroek juga angkat bicara. Dia berharap, sumber daya yang ada di Kalimantan Timur bisa diapresiasi. "Bisa dirangkul dalam Industri Kecil Menengah (IKM), dari vokasi yang ada bisa diakomodir oleh Kemendikbud," pungkasnya.
"Kita memilih Balikpapan karena Balikpapan adalah Ibukota Kalimantan, Balikpapan dekat dengan calon ibukota negara, sehingga salah satu pusat," katanya.
Sebelumnya, diskusi juga digelar di empat wilayah lain yaitu sebelah Barat di Batam, Timur di Sorong, Selatan Mandalika dan Utara di Manado. Diskusi sengaja digelar di berbagai wilayah untuk melihat Indonesia secara keseluruhan.
"Sehingga melihat perkembangan vokasi, apa keuntungan, kekurangan kelemahan, bisa diteropong dari 5 titik," tegasnya.
Apalagi menurutnya, Balikpapan adalah kota jasa, sehingga lulusan di wilayah ini diharapkan memiliki sisi soft skill. Mulai dari pandai berkomunikasi, kepemimpinan, jiwa wirausaha dan harus memiliki rasa membangun yang baik.
"Saat ini ada 39 dunia usaha dan dunia industri yang siap kolaborasi dengan 9 lembaga kursus pelatihan, 24 SMK dan lembaga lainnya," katanya.
Dirjen Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Wikan Sakarinto berharap semua bisa bersatu untuk mewujudkan rencana bersama yaitu pernikahan antara dunia usaha dunia industri dan pendidikan vokasi.
"Dengan kecintaan generasi muda, melihat mereka menjadi warisan, menjadi pemimpin Indonesia di masa depan, dan pemimpin daerah di masa depan, pemimpin dunia di masa depan. Vokasi siap menerjemahkan itu semua," tegasnya.
Selanjutnya, Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Hadi Mulyadi berharap bahwa pemerintah pusat memiliki intervensi yang kuat agar industri bisa mempertahankan anak-anak lulusan pendidikan vokasi.
"Agar match sehingga apa yang dilakukan selama ini, yang dilakukan memberikan manfaat bagi masyarakat Kalimantan Timur," tuturnya.
Ketua Kadin Kalimantan Timur, Dayang Donna Faroek juga angkat bicara. Dia berharap, sumber daya yang ada di Kalimantan Timur bisa diapresiasi. "Bisa dirangkul dalam Industri Kecil Menengah (IKM), dari vokasi yang ada bisa diakomodir oleh Kemendikbud," pungkasnya.
*(red)