Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita


Konflik Ethiopia Meluas, Serangan Roket Terus Dilakukan

November 17, 2020 Last Updated 2020-11-17T08:42:12Z

Foto : Istimewa

Jakarta,Corong Demokrasi,- 
 Beberapa tembakan roket dilaporkan menghantam Asmara, Eritrea imbas meluasnya konflik di Ethiopia, (14/11/2020) malam. 

Pasukan Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF), partai yang memerintah provinsi Tigray di wilayah yang bergejolak, melakukan serangan yang menargetkan bandara di Asmara.

Salah seorang sumber menuturkan satu serangan meleset, sementara serangan lain mendarat tidak jauh dari gedung kementerian informasi. Kota Asmara telah mengalami pemadaman listrik tak lama setelah dihantam serangan roket.

Roket tidak menghantam bandara dan belum ada laporan korban jiwa.Pemimpin TPLF, Debretsion Gebremichael mengatakan pasukannya telah menembakkan tiga rudal dan mengklaim bandara Asmara sebagai "target yang sah" karena digunakan oleh pasukan Ethiopia

"Selama pasukan di sini bertempur, kami akan mengambil target militer yang sah dan kami akan menembak. Kami akan melawan mereka di semua lini dengan segala cara yang kami miliki," ujar Gebremichael seperti dilansir dari The Guardian.

Dia juga menuduh Eritrea mengirim pasukan ke wilayah Tigray dan membantah laporan bahwa pasukan Tigray telah memasuki Eritrea.

Dilansir Anadolu, pada Jumat (13/11/2020) malam, pasukan TPLF melakukan serangan roket di Bahir Dar dan Gondar di provinsi Amhara, Ethiopia secara bersamaan.

Sebelas hari yang lalu, Perdana Menteri Ethiopia, Abiy Ahmed, melancarkan operasi militer di Tigray setelah dia menuduh pemerintah setempat menyerang kamp militer dan mencoba menjarah asset militer.

Sejak itu, serangan udara dan pertempuran darat antara pasukan pemerintah dan TPLF telah menewaskan ratusan jiwa, mengharuskan puluhan ribu orang mengungsi ke Sudan, dan meningkatkan keprihatinan internasional atas kesediaan Abiy untuk mengambil risiko perang saudara melawan pasukan bersenjata yang berkepanjangan.

Pada Minggu (15/11/2020), kantor Abiy mengatakan perang di wilayah Tigray tidak dapat diubah dan ditujukan untuk menegakkan supremasi hukum.

"Dengan komitmen teguh, kami akan melihat proyek ini sampai akhir. Sebagai negara yang berdaulat, Ethiopia menegaskan kembali kemampuannya dan memutuskan untuk mengelola. operasi aturan hukumnya sendiri tanpa intervensi eksternal," bunyi pernyataan dari kantor Abiy. 

Banyak pengamat khawatir dengan serangan roket tersebut dan penolakan Abiy atas seruan untuk gencatan senjata dan seruan negosiasi dari berbagai pihak.

"Sekarang, ini menjadi konflik internasional," kata Martin Plaut, Ahli Eritrea di University of London.

Selama lebih dari 30 tahun, hubungan antara kepemimpinan Tigrayan dan Presiden Eritrea, Isaias Afwerki terbilang buruk.

Perang berpotensi berkembang menjadi konflik yang lebih luas, yang tak hanya melibatkan Ethiopia dan Eritrea, melainkan juga kekuatan-kekuatan di seluruh Tanduk Afrika dan sekitarnya.

*(ari)


×
Berita Terbaru Update