Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita


Kebijakan Subsidi Pengadaan Kuota Belajar Masih Terkendala, Ini Kata Nadiem

November 17, 2020 Last Updated 2020-11-17T08:36:49Z

Foto:Istimewa

Jakarta,Corong Demokrasi,-
Kebijakan pengadaan kuota yang di buat oleh Mentri pendidikan Nadiem Makarim masih banyak kendala yang dihadapi terkait kebijakan subsidi kuota internet selama pandemi covid-19, salah satunya kekurangan gawai.

Hal tersebut ia temukan ketika berkunjung langsung ke penjuru daerah dalam kunjungan kerja ke Palu, Sulawesi Tengah; Gianyar, Bali; dan Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur."Kalau ke Pulau Rote, masalah utama daerah terluar, terpinggir. Meskipun cantik luar biasa, tapi tingkat ekonominya rendah. 

Masalah utamanya adalah banyak sekali yang tidak punya gawai," kata Nadiem dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR di Senayan, Jakarta,  (16/11/2020). Akibatnya banyak pendidik dan peserta didik di Rote yang tak bisa menerima kuota. Padahal menurut Nadiem jaringan di daerah itu termasuk kuat.

Berbeda halnya dengan Palu, ia menemukan sebagian besar siswa sebenarnya sudah dapat kuota. Namun masih banyak daerah yang ditemukan lemah jaringan, sehingga bantuan tak bisa digunakan dengan maksimal.

Sedangkan di Gianyar keadaannya lebih kondusif. Nadiem mengatakan karena jaringan yang kuat dan masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi, subsidi dinikmati dengan baik.

Hal ini, sambungnya, menguatkan kepentingan program digitalisasi sekolah yang sedang ia canangkan. Meski pembelajaran jarak jauh (PJJ) tak berkepanjangan, ia tetap memprioritaskan pengadaan infrastruktur berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) tahun depan.

"Jadi variatif. Memang banyak sekali masyarakat kita yang dari sisi jaringan dan internet yang akan kita koordinasikan dengan Kominfo. 

Dalam satu-dua tahun ke depan akan kita dorong," tambahnya. Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Naim menyampaikan sudah ada 35,5 juta peserta yang menerima subsidi kuota sejauh ini. Angka tersebut masih bisa meningkat seiring banyaknya tambahan peserta yang mendaftar.

Ia mengamini masih banyak kendala pada program ini, seperti yang disampaikan Nadiem. Ada pula peserta yang mengeluhkan jumlah kuota yang dinilai minim, kurangnya fasilitas dari instansi pendidikan, dan masalah sosialisasi.

"Untuk daerah yang tidak punya infrastruktur komunikasi yang baik, kementerian sudah mengirimkan modul pembelajaran dalam bentuk buku, flashdisk dan DVD," katanya.

Ainun mengatakan sudah mengupayakan kerja sama dengan organisasi dan lembaga di bidang pendidikan serta mahasiswa untuk membantu jalannya PJJ.

*(ari)


×
Berita Terbaru Update