Foto: Upacara Penyerahan Surat-Surat Kepercayaan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Designate Resident untuk Republik Indonesia. (Biro Pers Sekretariat Presiden/Rusman) |
Jakarta, Corong Demokrasi,- Duta Besar (Dubes) kini tak hanya merupakan perwakilan Indonesia di luar negeri untuk urusan diplomasi, tetapi juga merupakan duta investasi, sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar membenarkan hal tersebut, mengatakan pekerjaan dubes juga menyampaikan potensi dan peluang ekonomi, serta investasi Indonesia ke pihak investor, maupun para pemangku kepentingan di negara masing-masing tempat Dubes bertugas.
"Tetapi yang menjadi penekanan saat ini dan perbedaan yang lalu adalah pengawalan sampai tuntas dari langkah-langkah pendekatan promosi di awal. Termasuk penjajakannya, prosesnya, pelaksanaannya, dan tentu sampai sedapat mungkin pemenuhan izin-izin dan operasionalisasi," kata Mahendra dalam program Acara Talkshow 'Impact' bersama Peter Gontha pada Kamis (22/10/2020) malam.
Mahendra mengatakan hal ini tidaklah mudah, apalagi di tengah kondisi Indonesia kini. Tetapi Mahendra mengatakan sekalipun dalam kondisi pandemi seperti ini, pengawalan tetap dilakukan dan diikuti pihak Kedubes.
"Mengambil perumpamaan pesepakbola man to man marking, dimana dari Kedubes apakah pimpinannya atau staf bidang ekonominya ditugaskan sehingga yang bersangkutan (investor) bisa melihat langsung ke Indonesia, bahkan melihat lokasinya, bahkan bertemu dengan pejabat yang berhubungan dengan bisnisnya, dan juga mulai membahas pelaksanaan kalau ada yang masuk ke tahap negosiasi," katanya.
Dubes memang tidak akan mengikuti sampai tahap negosiasi, tetapi mereka yang mengantarkan para investor, sehingga kebutuhan, penjagaan, dan pengawalan tetapi dilakukan, terutama di tengah pandemi seperti ini.
"Terus terang, saya yakin sampai sekarang yang sulit membuat investor maupun calon mitra kita itu adalah datang ke Indonesia. Tetapi begitu datang, mereka akan melihat sendiri dan kita hanya perlu eksekusi, tidak perlu jual banyak kecap lagi. Beda kalau mereka belum datang ke Indonesia dan hanya mendengar dari pihak lain," katanya.
Mahendra mengatakan hal ini tidaklah mudah, apalagi di tengah kondisi Indonesia kini. Tetapi Mahendra mengatakan sekalipun dalam kondisi pandemi seperti ini, pengawalan tetap dilakukan dan diikuti pihak Kedubes.
"Mengambil perumpamaan pesepakbola man to man marking, dimana dari Kedubes apakah pimpinannya atau staf bidang ekonominya ditugaskan sehingga yang bersangkutan (investor) bisa melihat langsung ke Indonesia, bahkan melihat lokasinya, bahkan bertemu dengan pejabat yang berhubungan dengan bisnisnya, dan juga mulai membahas pelaksanaan kalau ada yang masuk ke tahap negosiasi," katanya.
Dubes memang tidak akan mengikuti sampai tahap negosiasi, tetapi mereka yang mengantarkan para investor, sehingga kebutuhan, penjagaan, dan pengawalan tetapi dilakukan, terutama di tengah pandemi seperti ini.
"Terus terang, saya yakin sampai sekarang yang sulit membuat investor maupun calon mitra kita itu adalah datang ke Indonesia. Tetapi begitu datang, mereka akan melihat sendiri dan kita hanya perlu eksekusi, tidak perlu jual banyak kecap lagi. Beda kalau mereka belum datang ke Indonesia dan hanya mendengar dari pihak lain," katanya.
*(red)