Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita


Peristiwa Pembakaran Kantor Dinas, Dua Masyarakat Kab. Keerom Ditembak Polisi

October 02, 2020 Last Updated 2020-10-02T12:07:11Z

Foto : Lokasi kebakaran (ist)

Kab. Keerom, Corong Demokrasi,-
Aksi protes penolakan hasil pengunguman CPNS Formasi 2018 berujung pada pembakaran Kantor Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker). Massa juga membakar kantor BPMK, dan kantor P3K, Kab. Keerom Papua, (1/10/2020).

Dari kejadian tersebut 3 orang berhasil diamankan oleh Polres Keerom. Saat ini mereka mendapatkan perawatan karena mengalami luka tembak dari pihak gabungan keamanan yang bertugas.

Berdasarkan infomasi yang dihimpun, 3 orang tersebut tidak terlibat dalam aksi pembakaran Kantor Dinas, namun pada saat penyisiran dari pihak kepolisian mereka berada dilokasi, ketiganya  berasal dari Distrik Waris dan masih dalam perawatan di Rs. Bayangkara, Kota Raja, dengan keadaan tangan diborgol.

Terkait hal tersebut, Ketua Ikatan Pemuda Distrik Waris, Neri Ibe , membenarkan penangkapan tersebut ia menjelaskan Kronologi, ia menuturkan bahwa kejadian tersebut terjadi ketika Polisi melakukan pembubaran kepada massa.

"Iya kejadian itu sekitar jam 20.45 malam, Polisi datang melakukan penyisiran, dan seketika kami semua lari, sedangkan saudara kami yang masih tetap disitu, tidak sempat untuk lari dan langsung di tembak oleh pihak keamanan sedangkan mereka tidak terlibat dalam pembakaran kenapa mereka ditembak," kata Neri.

Lanjut Neri,"teman-teman itu diseret dan dilempar kedalam mobil dalmas lalu di bawa ke Rs Wainga namun tutup, akhirnya mereka dibawa ke RS Bayangkara Kota Raja, namun sempat kami tidak tau keberadaan mereka," terang Neri ibe, kepada Corong Demokrasi. (2/10/2020).

Selain itu Neri mengatakan bahwa mereka mengalami kesulitan menjenguk korban karena dibatasi oleh pihak keamanan dari Polres Keerom dan hanya di perbolehkan satu orang saja yang menjenguk,

"Kami juga dibatasi untuk menjenguk dan hanya satu orang saja, itupun dalam pengawasan ketat pihak keamanan, dari keterangan teman yang masuk bahwa dari 3 saudara kami yang dibawa, hanya ada 2 orang yang dirawat, katanya satu sudah dikeluarkan dari RS bayangkara tapi tidak dijelakan dibawa kemana oleh pihak kepolisian, saudara kami itu bernama Arlan Swo sampai siang ini belum tau dimana,"lanjutnya.

"Obet Swo mengalami luka tembak di paha dan Rober May mendapati luka tembak di bawah perut mereka sekarang masih dirawat" tuturnya.

Di lain sisi Tokoh Pemuda Adat Keerom Karel Maunda, sangat kecewa dengan sikap Pemda. Keerom saat ini, menurutnya ketidaksiapan dalam pengumuman tersebut yang mengakibatkan semua ini terjadi.

"Saya kecewa karena yang sudah disiapkan adalah 8 kabupaten yang akan di umumkan, standar nilai itukan harus 300 tapi kabupaten minta nilai kelulusan itu 200 ke atas, dan mereka yang tidak lolos ada yang punya nilai di atas 200 tapi kenapa tidak lolos, mereka peserta yang tidak lolos merasa kecewa karna seharusnya sesuai dengan kesepakatan 80% OAP dan 20% Pendatang, namun hal itu tebalik  makanya massa membakar kantor," Kata Karel, kepada Corong Demokrasi.

Lanjut Karel, bahwa Pemerintah Kab. Keerom secepatnya harus bertangung jawab dengan hasil CPNS karna memiliki kejanggalan, pada tanggal 5 sudah harus kumpulkan berkas, 

"Pemerintah daerah harus secepatnya bertangung jawab atas permasalahan yang terjadi sekarang terkait hasil-hasil kelulusan yang tidak sesuai," jelas Karel.

Karel juga mengutuk sikap pihak keamanan yang melukai hingga menembakin saudara kami,
kami juga meminta dewan adat keerom untuk dengan tegas mengambil sikap dari kejadian ini.

"Kami sangat berharap kepada Dewan Adat Keerom untuk turut mengambil sikap dan mendorong tindakan-tindakan aparat yang berutal. Kita sebagai masyarakat sangat kecewa dan kami kutuk itu, kami kira polisi untuk menjaga dan mengayomi dan pelindungi masyarakat, namun ternyata mereka mengambil tindakan  seenaknya hingga menembak saudara kami, sedangkan mereka bukanlah orang yang membakar Kantor Dinas" tutup Karel Maunda.

*(ari)


×
Berita Terbaru Update