Foto : Istimewa |
Jakarta, Corong Demokrasi,- Kepala Bagian Humas dan Protokol Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Kolonel Wisnu Pramandita menyebut hingga saat ini pihaknya tetap menggelar patroli di wilayah Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEE-I) yakni di wilayah Laut Natuna Utara atau Laut China Selatan (LCS).
Apalagi situasi di kawasan Laut China Selatan (LCS) kembali memanas seiring konflik Amerika Serikat-China di wilayah itu. Kapal Bakamla dan TNI AL sendiri, kata Wisnu, berada di sana untuk menunjukkan kehadiran Indonesia di zona kedaulatan NKRI.
"Kita tetap gelar kapal patroli untuk menunjukkan kehadiran," kata Wisnu kepada awak media melalui (15/10/2020).
Indonesia sendiri, ungkapnya, sebenarnya memang tidak terlibat langsung dengan ketegangan dan konflik yang terjadi antara Amerika Serikat dengan China di perairan Laut China Selatan. Oleh karena itu, Indonesia hanya menggelar patroli di wilayah ZEE, untuk sekedar menunjukan keberadaan.
"Saat ini, itu (patroli) yang dapat dilakukan mengingat kita tidak ada klaim dan tidak terlibat dalam ketegangan kedua negara," katanya.
"Saat ini, itu (patroli) yang dapat dilakukan mengingat kita tidak ada klaim dan tidak terlibat dalam ketegangan kedua negara," katanya.
Bakamla sendiri menyiagakan dua kapal di kawasan Laut Natuna Utara itu. Selain kapal, satu pesawat maritim juga disiagakan di kawasan ini.
"Ditambah satu pesawat pengamat maritim," katanya.
Selain Bakamla, beberapa pelaku kepentingan lain juga ikut melakukan pengawasan di perairan Laut Natuna Utara. Salah satunya kata dia dari pihak TNI AL dan KKP.
Patroli, kata dia, akan dilakukan hingga akhir tahun 2020 ini. "Rencana sampai akhir tahun sesuai dengan ketersediaan anggarannya. TNI AL dan KKP juga hadir di sana," kata Wisnu.
Untuk diketahui, konflik China dan Amerika Serikat di perairan LCS kian memanas. China tetap mengklaim memiliki kedaulatan atas Laut China Selatan berdasar pada sembilan garis putus yakni hukum kepemilikan laut yang mereka ukur berdasar letak historis Beberapa waktu lalu.
"Ditambah satu pesawat pengamat maritim," katanya.
Selain Bakamla, beberapa pelaku kepentingan lain juga ikut melakukan pengawasan di perairan Laut Natuna Utara. Salah satunya kata dia dari pihak TNI AL dan KKP.
Patroli, kata dia, akan dilakukan hingga akhir tahun 2020 ini. "Rencana sampai akhir tahun sesuai dengan ketersediaan anggarannya. TNI AL dan KKP juga hadir di sana," kata Wisnu.
Untuk diketahui, konflik China dan Amerika Serikat di perairan LCS kian memanas. China tetap mengklaim memiliki kedaulatan atas Laut China Selatan berdasar pada sembilan garis putus yakni hukum kepemilikan laut yang mereka ukur berdasar letak historis Beberapa waktu lalu.
Kapal Coast Guard China juga sempat berada di wilayah ZEE Indonesia. Mereka mengklaim kawasan Natuna Utara sebagai wilayah mereka. Namun setelah dibayangi terus-menerus selama tiga hari oleh kapal Bakamla, Kapal Coast Guard China ini akhirnya pergi dari kawasan Laut Natuna Utara.
*(ari)