Foto : Ilustrasi |
Jakarta, Corong Demokrasi,- Direktur & Corporate Secretary PT Bumi Resources Tbk (BUMI) Dileep Srivastava Merasa konsumsi batu bara untuk kebutuhan domestik akan setara dengan kebutuhan ekspor.
"Sehingga semakin banyak batu bara yang tersedia untuk domestik," ujarnya, Selasa (27/10/2020).
Selanjutnya dirinya menyambut baik inisiatif pemerintah untuk memberikan nilai tambah akan batu bara dan mengurangi ketergantungan pada impor dan itu menjadi prioritas BUMI selama ini.
"Seperti diketahui konsumsi batubara dalam negeri berkisar antara 20% -25% dari total produksi. Oleh karena itu, secara historis Indonesia mengekspor antara 75% hingga 84% batubara yang diproduksinya. Kami berbesar hati dengan aturan omnibus yang sedang kami pelajari dan bagaimana tindakan tersebut mendorong penggunaan batu bara untuk proyek nilai tambah domestik," jelasnya.
Kebijakan hilirisasi batu bara telah dikeluarkan oleh pemerintah melalui omnibus law UU Cipta Kerja. Aturan tersebut menegaskan bahwa batu bara akan dikenakan royalti 0% bila dilakukan upaya hilirisasi seperti gasifikasi.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk benar-benar serius mengakhiri era ekspor komoditas strategis berbahan mentah. Kepala negara ingin agar barang yang diekspor memiliki nilai tambah terlebih dahulu.
Hal tersebut terungkap saat Jokowi memimpin rapat terbatas dengan topik pembahasan percepatan peningkatan nilai tambah batu bara melalui video conference di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
"Kita sudah lama sekali mengekspor batu bara mentah ini. Saya kira memang harus segera diakhiri," kata Jokowi, Jumat (23/10/2020).
Di depan jajaran menteri, Jokowi mengingatkan jajarannya untuk menggeser Indonesia dari negara pengekspor komoditas bahan mentah menjadi bahan jadi yang bisa meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian.
"Kita semua harus bergeser dari negara pengekspor bahan mentah dan salah satunya adalah batu bara menjadi negara industri yang mampu mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi," kata Jokowi.
Jokowi menekankan strategi besar tersebut harus secara konsisten dijalankan. Pemerintah, kata dia, juga akan mengembangkan industri turunan batu bara agar bisa memiliki nilai tambah.
"Untuk itu, kita harus bergerak ke pengembangan industri turunan batu bara, mulai dari industri peningkatan mutu upgrading, pembuatan briket batu bara, pembuatan kokas, pencairan batu bara, gasifikasi batu bara sampai dengan campuran batu bara cair," tuturnya.
"Saya yakin dengan mengembangkan industri turunan batu bara ini, saya yakin dapat meningkatkan nilai tambah komoditas berkali-kali lipat, mengurangi core bahan baku yang dibutuhkan industri dalam negeri seperti industri baja, industri petrokimia," katanya.
Jokowi lantas meminta peta jalan optimalisasi batu bara dalam negeri secara utuh. Peta jalan ini diperlukan, agar percepatan pengembangan industri batu bara domestik dapat segera dilakukan.
"Saya minta road map optimalisasi batu bara dalam negeri betul-betul dipercepat dengan penerapan teknologi yang ramah lingkungan. Tentukan strategi, tentukan produk hilir yang ingin kita kembangkan sehingga jelas jalan mana yang akan kita tuju," katanya.
*(red)