Jakarta, Corong Demokrasi,- PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau PT INTI dikabarkan belum membayar gaji sejumlah karyawan selama tujuh bulan terakhir. Ini terjadi karena masalah kesulitan arus kas keuangan di tubuh BUMN itu.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membenarkan kabar yang sudah didengarnya sejak beberapa waktu lalu. Hanya saja, Arya mengatakan gaji yang belum dibayarkan itu tidak mengenai seluruh karyawan, melainkan hanya sebagian saja.
"Yang perlu diketahui adalah tidak semua gaji karyawan selama tujuh bulan tidak dibayar, ada yang dibayar sedikit dan sebagainya," ujar Arya kepada awak media melalui pesan singkat, Selasa (08/09/2020).
Kendati begitu, Arya tidak merinci berapa banyak jumlah karyawan yang gajinya belum dibayar atau sudah dibayar sebagian. Begitu juga dengan durasi tunggakan gaji dari perusahaan.
Arya bilang kondisi ini terjadi karena masalah arus kas perusahaan. Salah satunya karena perusahaan pelat merah itu memiliki simpanan di bank yang tidak bisa diambil untuk membantu likuiditas.
"PT INTI punya simpanan cash di dua bank BUMN, nah uang cash ini tidak bisa diambil karena mereka ada tagihan tertentu yang memaksa bank menahan uang cash tersebut," jelasnya.
Namun, lagi-lagi, tidak ada rincian terkait dana perusahaan yang tersimpan di bank itu. Ia hanya menekankan bahwa kementerian dan perusahaan sudah berkomunikasi untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut.
"Kami, kementerian, sudah menyusun dan menyiapkan langkah-langkah cepat menyelesaikan PT INTI. Jadi, sebelum ada ribut-ribut sudah kami selesaikan sebenarnya," tuturnya.
Solusi yang muncul, pertama, meminta bantuan dari BUMN lain, yaitu PT Telkom (Persero) Tbk agar bisa menambah proyek kerja sama dengan PT INTI.
"Mereka (PT INTI) punya project di Telkom, ini pun sebenarnya belum mencapai target, tapi kita minta Telkom merilis lebih dulu supaya kawan-kawan INTI bisa terbantu secara finansial," jelasnya.
Solusi ini diharapkan bisa memberi aliran dana masuk ke PT INTI. Apalagi, sebelumnya, kedua perusahaan negara itu sudah pernah menjalin kerja sama di bidang rantai pasok pengadaan infrastruktur telekomunikasi.
"Kami harapkan dengan project yang diberikan Telkom bisa membuat PT INTI mendapatkan udara segar ke depannya, sambil nanti kita lihat juga ke depan project-project yang bisa dikembangkan oleh PT INTI," ucapnya.
Kedua, kementerian meminta bank BUMN yang menyimpan dana PT INTI agar bisa segera mencairkan simpanan perusahaan.
"Kami sudah minta juga kedua bank BUMN, nasional ini, untuk merilis juga simpanan tersebut supaya bisa membayar dan kami lihat dari uang yang mereka miliki ini bisa membayar karyawan," pungkasnya.
"Yang perlu diketahui adalah tidak semua gaji karyawan selama tujuh bulan tidak dibayar, ada yang dibayar sedikit dan sebagainya," ujar Arya kepada awak media melalui pesan singkat, Selasa (08/09/2020).
Kendati begitu, Arya tidak merinci berapa banyak jumlah karyawan yang gajinya belum dibayar atau sudah dibayar sebagian. Begitu juga dengan durasi tunggakan gaji dari perusahaan.
Arya bilang kondisi ini terjadi karena masalah arus kas perusahaan. Salah satunya karena perusahaan pelat merah itu memiliki simpanan di bank yang tidak bisa diambil untuk membantu likuiditas.
"PT INTI punya simpanan cash di dua bank BUMN, nah uang cash ini tidak bisa diambil karena mereka ada tagihan tertentu yang memaksa bank menahan uang cash tersebut," jelasnya.
Namun, lagi-lagi, tidak ada rincian terkait dana perusahaan yang tersimpan di bank itu. Ia hanya menekankan bahwa kementerian dan perusahaan sudah berkomunikasi untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut.
"Kami, kementerian, sudah menyusun dan menyiapkan langkah-langkah cepat menyelesaikan PT INTI. Jadi, sebelum ada ribut-ribut sudah kami selesaikan sebenarnya," tuturnya.
Solusi yang muncul, pertama, meminta bantuan dari BUMN lain, yaitu PT Telkom (Persero) Tbk agar bisa menambah proyek kerja sama dengan PT INTI.
"Mereka (PT INTI) punya project di Telkom, ini pun sebenarnya belum mencapai target, tapi kita minta Telkom merilis lebih dulu supaya kawan-kawan INTI bisa terbantu secara finansial," jelasnya.
Solusi ini diharapkan bisa memberi aliran dana masuk ke PT INTI. Apalagi, sebelumnya, kedua perusahaan negara itu sudah pernah menjalin kerja sama di bidang rantai pasok pengadaan infrastruktur telekomunikasi.
"Kami harapkan dengan project yang diberikan Telkom bisa membuat PT INTI mendapatkan udara segar ke depannya, sambil nanti kita lihat juga ke depan project-project yang bisa dikembangkan oleh PT INTI," ucapnya.
Kedua, kementerian meminta bank BUMN yang menyimpan dana PT INTI agar bisa segera mencairkan simpanan perusahaan.
"Kami sudah minta juga kedua bank BUMN, nasional ini, untuk merilis juga simpanan tersebut supaya bisa membayar dan kami lihat dari uang yang mereka miliki ini bisa membayar karyawan," pungkasnya.
*(red)