Foto : Ilustrasi Restoran KFC. |
Jakarta, Corong Demokrasi,- Salah satu sektor yang terdampak langsung PSBB ketat di DKI Jakarta adalah restoran. Ketentuan larangan makan di tempat atau dine in, berimbas besar pada penjualan.
Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bidang Restoran Emil Arifin mengungkapkan ada ratusan ribu pegawai restoran harian yang terdampak oleh pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta.
Tidak diizinkannya dine-in atau makan di tempat diprediksi bakal menurunkan angka penjualan sehingga pegawai kena dampak, kena kebijakan dirumahkan oleh perusahaan.
"Yang kena dampak langsung dari pekerja restoran adalah sekitar 400.000-an pekerja harian dirumahkan, jika mereka perkirakan PSBB ini panjang. Mereka akan pergi ke daerah sekitar DKI Jakarta. Ini akan berdampak ke daerah Bodetabek. Kemungkinan besar dalam mencari pekerjaannya mereka tertular Covid akibatnya yang terkena Kasus Covid malah bertambah," kata Emil, Kamis (17/9/2020).
Kasus sebelumnya sudah terlihat kala penerapan PSBB pertama kalinya pada bulan April. Menurutnya, begitu PSBB diumumkan, beberapa minggu kemudian langsung penularan Covid menyebar ke daerah-daerah. Khususnya Jabar, Jateng, Jatim, Bali, Banten dan Lampung.
"Mengapa ini terjadi? Karena para pekerja pulang kampung. Mereka cari-cari pekerjaan di Jakarta dan tidak dapat, akhirnya daripada bayar uang kos dan biaya hidup yang mahal, mereka pulang kampung," kata Emil.
Eksodus itu terpaksa dilakukan masyarakat karena pemerintah tidak menyiapkan keperluan masyarakat sebagaimana mestinya. Emil menilai jaring pengaman sosial sangat tidak memadai dan manusia tidak dilindungi kehidupannya. Begitu juga perusahaan-perusahaan yang kena Dampak kerugian karena PSBB tidak diberikan penggantian kerugian.
"Kalau di luar negeri, rakyat disuruh lockdown orang nya di kasih makan, dikasih kehidupan, bahkan dikasih uang untuk belanja basic needs pada waktu saat lockdown diumumkan. Jadi pekerjanya tidak kemana-mana, semuanya stay home dan Covid bisa terkendali," paparnya.
Hal ini dirasa berbeda dengan yang ada di dalam negeri. Sektor restoran menjadi salah satu yang terpukul. Emil memperkirakan ratusan ribu pegawai yang terdampak itu berasal dari banyaknya restoran yang ada di Jakarta.
"Di Indonesia setiap Lockdown atau PSBB, yang paling kena pertama pada minggu yang sama adalah pekerja harian. Di Restoran mereka adalah waiter, helper, kebersihan dan lain-lain. Jika satu Restoran mempunyai 50 pekerja, sekitar 35 - 40 orang adalah pekerja harian," katanya.
"Yang kena dampak langsung dari pekerja restoran adalah sekitar 400.000-an pekerja harian dirumahkan, jika mereka perkirakan PSBB ini panjang. Mereka akan pergi ke daerah sekitar DKI Jakarta. Ini akan berdampak ke daerah Bodetabek. Kemungkinan besar dalam mencari pekerjaannya mereka tertular Covid akibatnya yang terkena Kasus Covid malah bertambah," kata Emil, Kamis (17/9/2020).
Kasus sebelumnya sudah terlihat kala penerapan PSBB pertama kalinya pada bulan April. Menurutnya, begitu PSBB diumumkan, beberapa minggu kemudian langsung penularan Covid menyebar ke daerah-daerah. Khususnya Jabar, Jateng, Jatim, Bali, Banten dan Lampung.
"Mengapa ini terjadi? Karena para pekerja pulang kampung. Mereka cari-cari pekerjaan di Jakarta dan tidak dapat, akhirnya daripada bayar uang kos dan biaya hidup yang mahal, mereka pulang kampung," kata Emil.
Eksodus itu terpaksa dilakukan masyarakat karena pemerintah tidak menyiapkan keperluan masyarakat sebagaimana mestinya. Emil menilai jaring pengaman sosial sangat tidak memadai dan manusia tidak dilindungi kehidupannya. Begitu juga perusahaan-perusahaan yang kena Dampak kerugian karena PSBB tidak diberikan penggantian kerugian.
"Kalau di luar negeri, rakyat disuruh lockdown orang nya di kasih makan, dikasih kehidupan, bahkan dikasih uang untuk belanja basic needs pada waktu saat lockdown diumumkan. Jadi pekerjanya tidak kemana-mana, semuanya stay home dan Covid bisa terkendali," paparnya.
Hal ini dirasa berbeda dengan yang ada di dalam negeri. Sektor restoran menjadi salah satu yang terpukul. Emil memperkirakan ratusan ribu pegawai yang terdampak itu berasal dari banyaknya restoran yang ada di Jakarta.
"Di Indonesia setiap Lockdown atau PSBB, yang paling kena pertama pada minggu yang sama adalah pekerja harian. Di Restoran mereka adalah waiter, helper, kebersihan dan lain-lain. Jika satu Restoran mempunyai 50 pekerja, sekitar 35 - 40 orang adalah pekerja harian," katanya.
*(red)