Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita


Pria Asal Pakistan Akui Incar Wartawan, Soal Penerbitan Kartun Nabi Muhammad

September 27, 2020 Last Updated 2020-09-27T08:08:42Z

Foto : Ilustrasi

Jakarta, Corong Demokrasi,- 
Seorang remaja kelahiran Pakistan dan berusia 18 tahun mengakui serangan yang dilakukannya di bekas kantor majalah Charlie Hebdo, Paris. Hal ini diungkapkan oleh salah seorang sumber yang dekat dengan penyelidikan, dikutip dari AFP.

Dia juga mengatakan bahwa serangan itu disebut mengincar Charlie Hebdo. Pria itu keliru karena percaya bahwa kantor Charlie Hebdo masih berada di gedung itu dan ingin menyerang wartawan dari majalah tersebut. Padahal Charlie Hebdo pindah kantor setelah serangan 2015 dan alamatnya saat ini dirahasiakan untuk alasan keamanan.

Korban yang ditusuknya adalah karyawan agensi produksi TV pemenang hadiah Premieres Lignes, yang kantornya berada di blok yang sama di pusat kota Paris yang dulu menjadi kantor Charlie Hebdo. Kedua korban terluka parah tetapi nyawa mereka tidak dalam bahaya.

Saat ditanyai tentang motifnya, tersangka mengatakan bahwa dia menempatkan tindakannya "dalam konteks penerbitan ulang kartun" Nabi Muhammad di Charlie Hebdo.

Pria berusia 18 tahun, yang dinamai oleh penyelidik sebagai Hassan A mengatakan dia ingin membalas publikasi kartun Nabi Muhammad oleh mingguan satir tersebut.

Majalah tersebut menerima ancaman baru dari Al-Qaeda bulan ini setelah menerbitkan ulang kartun kontroversial tersebut. 

Serangan pada hari Jumat itu terjadi tiga minggu setelah persidangan di Paris terhadap tersangka dan kaki tangan Said dan Cherif Kouachi dalam serangan penembakan terhadap Charlie Hebdo, seorang polisi wanita dan penyanderaan supermarket oleh Amedy Coulibaly yang menewaskan 17 orang pada Januari 2015 lalu.

Sumber tersebut mengatakan bahwa semuanya mengarah pada kesimpulan tersangka bertindak sendirian. Selain itu, remaja tersebut ditandai karena dicurigai melakukan radikalisasi, berbicara sedikit bahasa Prancis dan telah merencanakan untuk memulai pelatihan sebagai tenaga pembangun.

Tersangka penyerang, yang tiba dari Pakistan tiga tahun lalu, diyakini terakhir kali tinggal di sebuah flat kecil di sebuah gedung berlantai empat di distrik tersebut.

"Dia sangat sopan. Saya sering melihatnya duduk di tangga dengan teleponnya," jelas seorang tetangga, yang mengidentifikasi dirinya sebagai Josiane.

Tetapi delapan orang lainnya sekarang juga ditahan menyusul dua penahanan lagi pada hari Sabtu. Dua orang baru yang ditangkap adalah adik laki-laki tersangka dan kenalan lainnya, kata sumber pengadilan.

Totalnya, ada sembilan orang sekarang ditahan atas perbuatan yang disebut pemerintah sebagai "terorisme Islam."

Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmanin mengatakan Jumat serangan itu "jelas merupakan tindakan terorisme Islam".

*(ari)


×
Berita Terbaru Update