Foto : Ketua Hippindo Budiharjo Iduansjah (Ist) |
Jakarta, Corong Demokrasi,- Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia memperkirakan sekitar 100.000 pegawai sektor ritel bakal dirumahkan akibat PSBB dan resesi ekonomi, terutama di Jakarta.
Hal tersebut diutarakan Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budiharjo Iduansjah dalam diskusi virtual ‘Dalam Keterpurukan Penyewa dana Pusat Perbelanjaan Menghadapi Resesi Ekonomi’, Senin (28/9/2020).
"Saya belum dapat data detil, udah minta data ke anggota. Baru sampai ke angka 100.000 karyawan yang berpotensi dirumahkan," katanya.
Menurutnya, angka itu baru didapatkan dari 90 anggota Hippindo. Padahal, jumlah anggota Hippindo seluruhnya mencapai lebih dari 250 perusahaan.
Hingga saat ini, dia mencatat jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan di sektor ritel dan pusat perbelanjaan sebanyak 3 juta orang. Dari jumlah tersebut, 50 persen bekerja di pusat perbelanjaan.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengemukakan kepastian resesi ekonomi sudah bukan ancaman belaka tetapi sebuah kepastian.
Untuk pusat perbelanjaan, Alphonzus menyebutkan resesi ekonomi sudah dirasakan sejak beberapa bulan yang lalu ketika Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus Covid-19 untuk pertama kalinya.
"Indonesia sebetulnya memiliki satu kelebihan dengan jumlah pendududk 270 juta. Seharusnya untuk mempersingkat resesi, sektor perdagangan dalam negeri harus jadi utama," ujarnya.
Dia menyatakan pusat perbelanjaan sudah mengalami defisit besar-besaran sejak Maret lalu. Pandemi Covid-19 yang berbuntut dengan pemberlakuan PSBB telah memangkas tingkat kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan.
"Meskipun saat [PSBB] transisi diberikan, kita boleh beroperasi dengan kapasitas 50 persen. Tetapi [pusat perbelanjaan] tetap mengalami defisit karena kapasitas maksimal 50 persen pun tidak tercapai, hanya sekitar 30 persen," tambahnya.
*(red)