Jakarta, Corong Demokrasi,- PT. Garuda Indonesia Tbk (GIAA) memiliki strategi untuk membuka sejumlah rute baru di tahun ini untuk menambah utilisasi pesawat dan meningkatkan pendapatan yang tergerus tahun ini.
Disamping itu perusahaan juga masih menunggu satu-satunya peak season yang tahun ini bisa dilalui perusahaan dengan beroperasional penuh di akhir tahun.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan saat ini tingkat utilisasi hanya 50%-55%, jauh dari kondisi normal. Sedangkan tingkat okupansi paling tinggi hanya 60%-63% saja mengingat adanya pembatasan yang diberlakukan oleh Kementerian Perhubungan.
"Pertama semua orang nampaknya banyak melihat pesawat Garuda diparkir karena kebutuhan terbang belum ada. Kedua kita ingin minimalisir interaksi penumpang, artinya kalau dia harus transit itu memungkinkan terjadi interaksi antar manusia, jadi kita buka direct, ga transit ke Bali atau Jakarta," kata Irfan, Selasa (1/9/2020).
Bulan ini perusahaan telah melakukan pembukaan 13 rute-rute baru di dalam negeri, terutama untuk mendukung pergerakan masyarakat ke wilayah pariwisata seperti Bali.
Sedangkan untuk rute ke luar negeri, perusahaan masih berfokus di rute yang sudah ada. Namun, beberapa waktu lalu Garuda Indonesia grup sudah kembali mulai terbang ke China menyesuaikan kebijakan penerbangan dari pemerintah setempat.
Namun demikian, jumlah penerbangan ke luar negeri saat ini masih sangat terbatas, bahkan dalam satu minggu perusahaan hanya terbang satu kali saja ke negara tujuan dan biasanya juga merupakan penerbangan charter.
Lainnya, perusahaan tengah mempersiapkan diri untuk membuka penerbangan kembali secepatnya setelah pemerintah Arab Saudi membuka kembali umroh. Irfan menyebutkan, penerbangan haji dan umroh merupakan salah satu traffic yang paling ramai dilakukan tiap tahunnya.
"Internasional akan stay at this, tapi menunggu umroh. Kami sudah lakukan banyak persiapan dan kami committed jamaah ga perlu transit. Sedang difinalisasi umroh Jakarta, juga dari Kertajati, Surabaya, Makassar dan possibility Medan, Padang, Palembang karena kita ga ingin jamaah harus ke Jakarta sebelum ke Jeddah dan kita ada kemampuan. Tapi tunggu pemerintah Arab soal umroh," jelasnya.
*(red)