Jakarta, Corong Demokrasi,- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengatakan bahwa Uni Emirat Arab (UEA) dan Israel sepakat membentuk aliansi melawan Iran. Pompeo mengatakan aliansi itu dibentuk untuk melindungi wilayah Amerika dan Timur Tengah.
"UEA dan Israel sama-sama mengakui Iran sebagai ancaman besar, jadi mereka sekarang telah menemukan cara untuk membangun hubungan yang dapat membangun koalisi guna memastikan ancaman ini tidak pernah mencapai pantai Amerika atau merugikan siapa pun di Timur Tengah," kata Pompeo dalam sebuah wawancara kepada Fox News awal pekan ini.
UEA dan Israel sepakat melakukan normalisasi hubungan pada 13 Agustus yang ditengahi oleh AS.
Keputusan untuk membuat hubungan baru antara dua negara itu disepakati lewat pembicaraan telepon antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed Bin Zayed dan Presiden AS Donald Trump.
Dikutip dari Middle East Monitor, Pompeo menyebut dialog antara tiga pemimpin negara itu sebagai momen bersejarah.
Akhir Agustus delegasi AS-Israel yang dipimpin Penasihat Gedung Putih, Jared Kushner tiba di Abu Dhabi untuk menandai kesepakatan damai antara Negara Yahudi dan UEA.Sejumlah negara, termasuk Iran, Palestina serta Turki mengecam keputusan normalisasi itu.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan pemerintah UEA berkhianat karena melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Menurut dia, UEA melakukan pengkhianatan terhadap dunia Islam, negara-negara kawasan, dan Palestina. Khamenei menyatakan bahwa perjanjian antara Israel dan UEA tidak akan bertahan lama tetapi akan kekal sebagai aib bagi UEA.
Abu Dhabi mengatakan kesepakatan itu adalah upaya untuk mencegah rencana aneksasi Israel atas Tepi Barat, Pelestina yang diduduki.
Namun, para penentang percaya upaya normalisasi telah dimulai selama bertahun-tahun karena pejabat Israel pernah melakukan kunjungan resmi ke UEA dan menghadiri konferensi di sana.
Keputusan untuk membuat hubungan baru antara dua negara itu disepakati lewat pembicaraan telepon antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Putra Mahkota Abu Dhabi Mohammed Bin Zayed dan Presiden AS Donald Trump.
Dikutip dari Middle East Monitor, Pompeo menyebut dialog antara tiga pemimpin negara itu sebagai momen bersejarah.
Akhir Agustus delegasi AS-Israel yang dipimpin Penasihat Gedung Putih, Jared Kushner tiba di Abu Dhabi untuk menandai kesepakatan damai antara Negara Yahudi dan UEA.Sejumlah negara, termasuk Iran, Palestina serta Turki mengecam keputusan normalisasi itu.
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyatakan pemerintah UEA berkhianat karena melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.
Menurut dia, UEA melakukan pengkhianatan terhadap dunia Islam, negara-negara kawasan, dan Palestina. Khamenei menyatakan bahwa perjanjian antara Israel dan UEA tidak akan bertahan lama tetapi akan kekal sebagai aib bagi UEA.
Abu Dhabi mengatakan kesepakatan itu adalah upaya untuk mencegah rencana aneksasi Israel atas Tepi Barat, Pelestina yang diduduki.
Namun, para penentang percaya upaya normalisasi telah dimulai selama bertahun-tahun karena pejabat Israel pernah melakukan kunjungan resmi ke UEA dan menghadiri konferensi di sana.
Netanyahu sendiri menegaskan bahwa rencana aneksasi Israel terhadap Tepi Barat tidak dibatalkan, melainkan hanya ditunda.
UEA dan Israel akan menandatangani perjanjian normalisasi hubungan di Kantor Kepresidenan Amerika Serikat, Gedung Putih pada 15 September mendatang.
UEA dan Israel akan menandatangani perjanjian normalisasi hubungan di Kantor Kepresidenan Amerika Serikat, Gedung Putih pada 15 September mendatang.
*(ari)