Foto : Pidato Sri Mulyani |
Jakarta, Corong Demokrasi,- Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan dunia kehilangan US$ 8,8 triliun akibat pandemi virus corona. Angka itu setara dengan 9,7 persen produk domestik bruto (PDB) global.
Sri Mulyani menyatakan kerugian tersebut terjadi karena banyak negara yang mengalami pertumbuhan minus akibat corona. Indonesia, misalnya, pertumbuhan ekonomi tercatat minus 5,32 persen pada kuartal II 2020.
"Jadi secara total, dihitung, jumlah ekonomi dunia tergerus karena covid-19 (virus corona) capai US$ 8,8 triliun," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita secara virtual, Selasa (22/8).
Melihat situasi ini, Sri Mulyani menyatakan seluruh negara harus bergandengan tangan. Untuk itu, sejumlah negara yang tergabung dalam G20 akan bekerja sama secara regional dan global untuk membangkitkan ekonomi dunia setelah dihantam pandemi.
"Kerja sama secara regional dan global jadi suatu keharusan, WHO estimasi pendanaan US$ 914 miliar diperlukan untuk mengatasi kesenjangan negara-negara yang belum memiliki kesiapan dari penanganan pandemi sampai lima tahun ke depan," ungkap Sri Mulyani.
Kerja sama, tambah Sri Mulyani, juga harus dilakukan dalam pengembangan vaksin virus corona. Hal ini terkait dengan akses vaksin bagi negara miskin yang tak punya dana dan lembaga riset untuk mengembangkan vaksin tersebut.
"Covid-19 tidak memilih negara miskin atau kaya, timur atau barat, utara atau selatan. Kalau ada negara jadi tempat covid-19, dia jadi titik lemah dari program dunia dalam menangani kasus covid-19," jelas Sri Mulyani.
Sebagai informasi, pemerintah Indonesia menyiapkan anggaran untuk penanganan pandemi virus corona sebesar Rp 695,2 triliun. Dana itu dialokasikan untuk berbagai sektor.
Rinciannya, untuk bansos sebesar Rp203,9 triliun, UMKM sebesar Rp 123,46 triliun, insentif usaha Rp 120,61 triliun, kementerian/lembaga atau pemerintah daerah Rp 106,11 triliun, kesehatan Rp 87,55 triliun, dan pembiayaan korporasi Rp 53,55 triliun.
*(red)