Jakarta, Corong Demokrasi,- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa (18/8/20) ditutup di zona hijau dengan kenaikan 0,90% di level 5.295,17.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 57 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 10,2 triliun.
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan jual bersih sebesar Rp 109 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 84 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan beli bersih sebesar Rp 400 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 60 miliar.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan, surplus NPI pada periode April-Juli 2020 adalah US$ 9,2 miliar. Jauh membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit US$ 8,5 miliar. Transaksi berjalan masih defisit, tetapi menipis jadi US$ 2,9 miliar atau 1,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Kala nilai tukar rupiah stabil, maka investor akan lebih nyaman berinvestasi di dalam negeri, sehingga IHSG serta SBN juga bisa terdongkrak naik.
Data perdagangan mencatat, investor asing melakukan aksi jual bersih sebanyak Rp 57 miliar di pasar reguler hari ini dengan nilai transaksi hari ini menyentuh Rp 10,2 triliun.
Saham yang paling banyak dilego asing hari ini adalah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan jual bersih sebesar Rp 109 miliar dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang mencatatkan net sell sebesar Rp 84 miliar.
Sementara itu saham yang paling banyak dikoleksi asing hari ini adalah PT Gudang Garam Tbk (GGRM) dengan beli bersih sebesar Rp 400 miliar dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang mencatatkan net buy sebesar Rp 60 miliar.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan, surplus NPI pada periode April-Juli 2020 adalah US$ 9,2 miliar. Jauh membaik dibandingkan kuartal sebelumnya yang defisit US$ 8,5 miliar. Transaksi berjalan masih defisit, tetapi menipis jadi US$ 2,9 miliar atau 1,2% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil, berbeda dengan pos transaksi finansial (komponen NPI lainnya) yang pergerakannya begitu fluktuatif karena berisikan aliran modal dari investasi portfolio atau yang biasa disebut sebagai hot money.
Kala nilai tukar rupiah stabil, maka investor akan lebih nyaman berinvestasi di dalam negeri, sehingga IHSG serta SBN juga bisa terdongkrak naik.
Sedangkan bursa di kawasan Asia terpantau bervariatif, Hang Seng Index di Hong Kong naik 0,08%, Nikkei di Jepang terdepresiasi 0,25%, sedangkan Indeks STI di Singapura turun 0,27%.
*(red)