Makassar, Corong Demokrasi,- Presiden Ibrahim Boubacar Keita dan Perdana Menteri Boubou Cisse di tangkap kelompok Pemberontak.(18/08/2020)
Salah satu pemimpin anggota pemberontak mengakui bahwa mereka telah menahan Presiden dan Perdana Mentri Mali.
"Kami dapat memberitahu kalian bahwa Presiden dan Perdana menteri berada di bawah kendali kami," pungkas pemimpin yang tak mau disebutkan namanya itu kepada AFP.
Dia juga menambahkan bahwa pasangan pemimpin negara Mali itu telah 'di tahan' di kediaman Keita di ibu kota Bamako. Sebelumnya tentara melancarkan pemberontakan dari kota Kati.
Pejabat militer lainnya, yang juga enggan menyebutkan identitas, mengatakan Presiden dan Perdana Menteri berada di kendaraan lapis baja dalam perjalanan ke Kati.
Mali telah melawan pemberontak sejak 2012 hingga saat ini, bahkan pada kala itu, Negara di Afrika tersebut kehilangan wilayah di bagian utara yang di kuasai oleh pemberontak yang merupakan para jihadis. Sebagian dari para pemberontak itu berhasil diusir dalam operasi militer yang dipimpin Prancis dan disokong intervensi dari negara lainnya.
Meski sempat ada kesepakatan damai pada 2015, kekerasan di negara tersebut terus berlanjut. Bahkan kekerasan menyebar ke selatan dan ke negara-negara tetangga.
"Kami dapat memberitahu kalian bahwa Presiden dan Perdana menteri berada di bawah kendali kami," pungkas pemimpin yang tak mau disebutkan namanya itu kepada AFP.
Dia juga menambahkan bahwa pasangan pemimpin negara Mali itu telah 'di tahan' di kediaman Keita di ibu kota Bamako. Sebelumnya tentara melancarkan pemberontakan dari kota Kati.
Pejabat militer lainnya, yang juga enggan menyebutkan identitas, mengatakan Presiden dan Perdana Menteri berada di kendaraan lapis baja dalam perjalanan ke Kati.
Mali telah melawan pemberontak sejak 2012 hingga saat ini, bahkan pada kala itu, Negara di Afrika tersebut kehilangan wilayah di bagian utara yang di kuasai oleh pemberontak yang merupakan para jihadis. Sebagian dari para pemberontak itu berhasil diusir dalam operasi militer yang dipimpin Prancis dan disokong intervensi dari negara lainnya.
Meski sempat ada kesepakatan damai pada 2015, kekerasan di negara tersebut terus berlanjut. Bahkan kekerasan menyebar ke selatan dan ke negara-negara tetangga.
Sementara itu, kabar penahanan Presiden dan Perdana Menteri Mali ini telah diterima oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron.
Macron kemudian dilaporkan AFP, langsung membahas kejadian tersebut dengan para pemimpin Afrika barat lainnya. Istana Kepresidenan Prancis mengatakan Macron mendukung upaya mediasi oleh blok regional ECOWAS terkait hal ini.
"Presiden membahas situasi yang sedang berlangsung dengan Presiden Ibrahim Boubacar Keita dan para pemimpin Niger, Pantai Gading, dan Senegal," kata pernyataan Istana Elysse.
"Selain itu, ia (Macron) juga mengutuk upaya pemberontakan yang sedang berlangsung," lanjutnya.
Macron kemudian dilaporkan AFP, langsung membahas kejadian tersebut dengan para pemimpin Afrika barat lainnya. Istana Kepresidenan Prancis mengatakan Macron mendukung upaya mediasi oleh blok regional ECOWAS terkait hal ini.
"Presiden membahas situasi yang sedang berlangsung dengan Presiden Ibrahim Boubacar Keita dan para pemimpin Niger, Pantai Gading, dan Senegal," kata pernyataan Istana Elysse.
"Selain itu, ia (Macron) juga mengutuk upaya pemberontakan yang sedang berlangsung," lanjutnya.
*(val)