Makassar, Corong Demokrasi,- Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengatakan Donald Trump sebagai ancaman besar terhadap demokrasi AS dan keadilan rasial.
Obama melayangkan kritikan tersebut ketika menghadiri pemakaman tokoh pejuang hak-hak sipil AS, anggota Kongres John Lewis, (30/07/2020), di Kota Atlanta, Georgia.
Ia menilai pemimpin AS saat ini terperosok dalam krisis kepercayaan dan putus asa, menebar kebohongan dan informasi keliru untuk mengaburkan kebenaran. Obama juga mengkritik pemimpin AS saat ini soal penanganan rasisme oleh pemerintah AS.
Pidato Obama terkait kampanye 2020 kali ini dianggap paling pedas untuk Presiden Trump.
"Bull Connor mungkin sudah tiada. Tapi hari ini kita menyaksikan dengan mata kepala sendiri para petugas polisi mencekik leher orang-orang kulit hitam," pungkas Obama dalam pidatonya.(31/7/2020).
"George Wallace mungkin sudah tiada. Tapi kita menyaksikan pemerintah federal kita menggunakan gas air mata dan pentungan untuk membubarkan demonstrasi," lanjut Obama.
Di samping itu, Obama juga mengutuk ide Donald Trump menunda pemilu yang rencananya digelar pada November. Ia juga menyerukan revisi Senat demi mengakhiri persekongkolan partisan dan memastikan suara semua masyarakat AS diperhitungkan.
"Dan jika semua ini menghilangkan peninggalan Jim Crow untuk mengamankan hak yang diberikan Tuhan kepada setiap orang Amerika, maka itulah yang harus kita lakukan (melakukan gerakan antirasisme)," ungkapnya.
Obama dikenal dengan pidatonya yang tidak berbelit-belit, berani, dan apa adanya, pidato Obama yang mendeklarasikan bahwa tidak ada 'Amerika Putih' dan 'Amerika Hitam' ini dinilai sangat mendesak.
Meski sejumlah pihak menyebut pidato Obama memberikan inspirasi, namun kehadirannya di tengah pemakaman John Lewis dinilai tidak etis oleh pendukung Trump karena memanfaatkan ketidakhadiran Trump.
Tak lama kemudian setelah pidato Obama, Presiden Donald Trump muncul di televisi AS.
Perseteruan antara Barack Obama dan Donald Trump menjadi perhatian banyak pihak, terlebih setelah Obama mengatakan mendukung calon Presiden partai demokrat Joe Biden. Pemilu AS kali ini dianggap pemilu paling penting untuk masyarakat AS.
Obama melayangkan kritikan tersebut ketika menghadiri pemakaman tokoh pejuang hak-hak sipil AS, anggota Kongres John Lewis, (30/07/2020), di Kota Atlanta, Georgia.
Ia menilai pemimpin AS saat ini terperosok dalam krisis kepercayaan dan putus asa, menebar kebohongan dan informasi keliru untuk mengaburkan kebenaran. Obama juga mengkritik pemimpin AS saat ini soal penanganan rasisme oleh pemerintah AS.
Pidato Obama terkait kampanye 2020 kali ini dianggap paling pedas untuk Presiden Trump.
"Bull Connor mungkin sudah tiada. Tapi hari ini kita menyaksikan dengan mata kepala sendiri para petugas polisi mencekik leher orang-orang kulit hitam," pungkas Obama dalam pidatonya.(31/7/2020).
"George Wallace mungkin sudah tiada. Tapi kita menyaksikan pemerintah federal kita menggunakan gas air mata dan pentungan untuk membubarkan demonstrasi," lanjut Obama.
Di samping itu, Obama juga mengutuk ide Donald Trump menunda pemilu yang rencananya digelar pada November. Ia juga menyerukan revisi Senat demi mengakhiri persekongkolan partisan dan memastikan suara semua masyarakat AS diperhitungkan.
"Dan jika semua ini menghilangkan peninggalan Jim Crow untuk mengamankan hak yang diberikan Tuhan kepada setiap orang Amerika, maka itulah yang harus kita lakukan (melakukan gerakan antirasisme)," ungkapnya.
Obama dikenal dengan pidatonya yang tidak berbelit-belit, berani, dan apa adanya, pidato Obama yang mendeklarasikan bahwa tidak ada 'Amerika Putih' dan 'Amerika Hitam' ini dinilai sangat mendesak.
Meski sejumlah pihak menyebut pidato Obama memberikan inspirasi, namun kehadirannya di tengah pemakaman John Lewis dinilai tidak etis oleh pendukung Trump karena memanfaatkan ketidakhadiran Trump.
Tak lama kemudian setelah pidato Obama, Presiden Donald Trump muncul di televisi AS.
Perseteruan antara Barack Obama dan Donald Trump menjadi perhatian banyak pihak, terlebih setelah Obama mengatakan mendukung calon Presiden partai demokrat Joe Biden. Pemilu AS kali ini dianggap pemilu paling penting untuk masyarakat AS.
*(val)