JAKARTA,- Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat total aset negara sampai saat ini mencapai Rp 10.467,53 triliun. Dari jumlah tersebut, komplek Gelora Bung Karno menjadi aset dengan nilai tertinggi.
Direktur Barang Milik Negara DJKN Kemenkeu Encep Sudarwan mengatakan, aset komplek GBK saat ini bernilai Rp 347 triliun. Terdiri dari aset tanah senilai Rp 345 triliun dan nilai bangunan Rp 3 triliun.
"Komplek dengan nilai tertinggi se Indonesia," ujar Encep saat media briefing virtual.(10/7/2020).
Menurutnya, komplek GBK memiliki nilai tertinggi karena lokasinya yang strategis yakni berada di pusat kota Jakarta. Sehingga tidak heran, jika nilai tanahnya sangat mahal.
"Gelora Bung Karno pasti tertinggi, karena GBK lokasinya di pusat kota," jelasnya.
Adapun nilai aset komplek GBK mencapai 3,3% dari total aset negara yang mencapai Rp 10.467,53 triliun.
Secara rinci, total aset pemerintah saat ini terdiri dari aset tetap yang sekarang tercatat Rp 5.900 triliun dari tahun sebelumnya hanya Rp 1.900 triliun. Kemudian ada aset lancar yang tercatat sebesar Rp 491,86 triliun dari sebelumnya Rp 437,87 triliun.
Selanjutnya, ada aset investasi jangka panjang sebesar Rp 3.001,2 triliun dari sebelumnya Rp 2.877,28 triliun dan aset lainnya yang tercatat sebesar Rp 967,98 triliun.
Direktur Barang Milik Negara DJKN Kemenkeu Encep Sudarwan mengatakan, aset komplek GBK saat ini bernilai Rp 347 triliun. Terdiri dari aset tanah senilai Rp 345 triliun dan nilai bangunan Rp 3 triliun.
"Komplek dengan nilai tertinggi se Indonesia," ujar Encep saat media briefing virtual.(10/7/2020).
Menurutnya, komplek GBK memiliki nilai tertinggi karena lokasinya yang strategis yakni berada di pusat kota Jakarta. Sehingga tidak heran, jika nilai tanahnya sangat mahal.
"Gelora Bung Karno pasti tertinggi, karena GBK lokasinya di pusat kota," jelasnya.
Adapun nilai aset komplek GBK mencapai 3,3% dari total aset negara yang mencapai Rp 10.467,53 triliun.
Secara rinci, total aset pemerintah saat ini terdiri dari aset tetap yang sekarang tercatat Rp 5.900 triliun dari tahun sebelumnya hanya Rp 1.900 triliun. Kemudian ada aset lancar yang tercatat sebesar Rp 491,86 triliun dari sebelumnya Rp 437,87 triliun.
Selanjutnya, ada aset investasi jangka panjang sebesar Rp 3.001,2 triliun dari sebelumnya Rp 2.877,28 triliun dan aset lainnya yang tercatat sebesar Rp 967,98 triliun.
*(red)