Pasca viralnya ormas BMI yang melakukan himbauan terhadap larangan bacaan buku-buku marxisme, leninisme, dan komunisme di gramedia TSM Makassar, Sontak menuai berbagai kecaman dari berbagai pihak.
Pegiat literasi hingga organ gerakan gelar aksi perlawanan di Anjungan Pantai Losari. (10/8/19)
Aksi di maksudkan terhadap tindakan-tindakan oknum pemberangus buku yang melakukan razia dan sweeping buku tanpa izin.
Aksi di maksudkan terhadap tindakan-tindakan oknum pemberangus buku yang melakukan razia dan sweeping buku tanpa izin.
Dalam aksinya Pelapak menyajikan berbagai macam buku dari Aksi Massa karya Tan Malaka, hingga Buku Muhammad, Marx, dan Marhaen, Akar Sosialisme Indonesia, karya J. S. Mintz.
Dari pernyataan sikapnya, aksi ini menyerukan bahwa proses penyitaan maupun sweeping dan himbauan harus melalu pengadilan.
Aksi yang di mulai sejak pukul 17.00 wita, di isi dengan berbagai acara mulai dari Lapakan, Baca Puisi, Musikalisasi Puisi, Bentang Spanduk Simbolik hingga Diskusi.
Pukul 20.35 wita, sempat terjadi gesekan antara mahasiswa dan satpol pp, di karenakan mahasiswa menggunakan pengeras suara saat membacakan puisi.
Teriak salah satu mahasiswa " tidak adaji kapang pengunjung yang terganggu, kauji kapang yang merasa terganggu ".
Sempat redam, hingga akhirnya polisi tiba di lokasi menghimbau mahasiswa untuk membubarkan diri. Karena besok adalah hari raya, pulang miki istirahat, ucap salah satu polisi.
*(val)