Puluhan Massa dari Aliansi Mahasiswa Makassar Anti Rasisme (AMMAR) mendatangi kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Senin, 26/8/19).
Aliansi tersebut terdiri dari beberapa organisasi mahasiswa dan
organisasi pergerakan yakni KP-GRD, KPPM, LMND, IMBO (Ikatan Mahasiswa Biak Numfor) dan Eksponen Aktivis Reformasi 98.
Dalam aksinya mahasiswa membawa isu "Stop Diskriminasi dan Intimidasi Ras".
" Perlakuan diskriminasi dan intimidasi yang dirasakan mahasiswa Papua sebagai bentuk tindakan rasisme sudah seringkali terjadi dan ini bukan yang pertama kali. ujaran kebencian yang di lontarkan dan perlakuan tidak manusiawipun terjadi, tindakan reaksioner dilakukan oleh oknum dan ormas yang tidak bertanggung jawab.
Aksi pengepungan pelemparan yang dilakukan oleh oknum dan ormas merupakan tindakan yang memiliki muatan rasisme dengan memprovokasi Masyarakat membuat penyerangan asrama papua yang terjadi di Kota Surabaya, Malang, Semarang, Makassar dan Kota lainnya. Tindakan Rasial yang terjadi memberikan traumatik kepada mahasiswa Papua.
Rasa traumatik yang berkepanjangan ini mengakibatkan pukulan berat dan memunculkan rasa tidak aman serta rasa tidak percaya, sehingga membuat mahasiswa papua enggan untuk membuka diri karena secara psikologis memberikan rasa takut yang dalam atas kejadian ini ".
Issue Tuntutan :
- Mendesak Polda Sulawesi Selatan menindak dan mengadili oknum dan kelompok yang melakukan tindakan rasial dan penyerangan Asrama Mahasiswa Papua di Kota Makassar.
- Mendesak Gubernur Sulawesi Selatan membuat kebijakan (sanksi) kepada oknum dan kelompok yang melakukan tindakan rasial dan intimidasi.
- Segera buka akses jaringan di Papua untuk keterbukaan informasi.
- Sulawesi Selatan harus bebas untuk menyampaikan aspirasi dan berpendapat sesuai dengan amanah Undang-undang.
*(red)